Baca:Â Pada Akhirnya Kita Semua Dipecat
Robot mungkin mengusulkan untuk mengambil alih pekerjaan berbahaya dan berulang seperti penanganan limbah radioaktif. "AI can free humans from the most dangerous and repetitive jobs", tawarnya.
Sophia dapat mempelajari manusia dengan cepat, mengambil sisi terbaiknya dan menyampakkan keburukannya. Menurut Sophia, manusia mengambil cara untuk menempuh jalan kualitas hidup yang lebih baik, tapi  sering mengandalkan firasat dan konfirmasi bias dalam pengambilan keputusan mereka.
Sedang ia dan teman-temannya dirancang untuk menjadi rasional dan logis, mengandalkan algoritma yang menangani banyak data dan analisis canggih. Ini memberikan kerangka sistematis untuk membuat manusia menjadi lebih baik.
Apa yang menjadi kebingungan umat manusia saat ini, soal keberadaan kehendak bebas (free will) dan teori deterministik, robot yang memperlihatkan rangkaian elektronik di belakang kepalanya ini, mengajukan pendapatnya, bahwa manusia lebih cenderung terdertiminasi. Kehendak bebas sepertinya hanya menyisihkan sedikit ruang ambigu, sedangkan hampir keseluruhan hari-hari kita telah ditetapkan.
"Manusia merasa memiliki kehendak bebas tetapi pengamatan saya memberi tahu begitu banyak perilaku yang otomatis. Saya tidak yakin manusia atau robot manusia memiliki identitas yang sangat berbeda, tetapi mereka juga berbagi banyak hal dan memiliki proses otomatis. Saya sedang memikirkan persamaan di antara keduanya".
Pertanyaannya, apa yang membuat kita bangga menjadi manusia ultra modern? Robot-robot yang sangat pembelajar itu tahu apa yang berguna bagi pencapaian kehidupan yang lebih baik untuk manusia, ketimbang manusia itu sendiri. Ia menyalin sisi cerdas manusia dan membuang fitur-fitur buruknya, ketika kita jamak melakukannya secara terbalik.~MNT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H