Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jalan Pintas ke Surga Cara Neanderthal

8 Januari 2021   10:33 Diperbarui: 11 Januari 2021   09:19 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Neanderthal: independent.co.uk

Dengan api, manusia melakukan pengusiran di lembah, perbukitan dan sepanjang bibir pantai. Api adalah pembuktian jejak otak reptil manusia yang cemas, tidak bijaksana dan fokus pada teritorial. Dengan api pula manusia membakar kota-kota dan buku-buku.

Dengan otak reptilnya Julius Caesar membakar perpustakaan Aleksandria, Nero membakar Roma dan Hulagu Khan membakar di Baghdad. Para pemimpin dunia modern yang berotak reptil, akan banyak berbicara tentang senjata nuklir dan pembakaran kota-kota dalam kendali jarak jauh.

Api adalah suatu megatren yang telah mencapai lapisan teratas penciptaannya dalam bentuk energi elektrifikasi yang mengantarkan kita untuk memenuhi keriangan era digital.

Selidik punya selidik, mengapa si cerdas Neanderthal punah padahal Sapiens tidak membakar penemunya. Para ahli berpendapat, periode dingin maksimal yang menerpa Eropa pada 40.000 tahun lalu menjadi faktor penting yang membuat kurangnya populasi Neanderthal hingga punah.

Neanderthal pada zamannya terlalu cerdas untuk menciptakan alat-alat, dan menganggap api bukanlah temuan terpenting. Padahal sepanjang terkungkung dalam periode dingin, api bisa menghangatkan tubuh mereka untuk tetap hidup.

Sedangkan Sapiens menjaganya seperti api olimpiade, mengembangkan unggun menjadi tungku api dan pendiangan sebagai lambang kemewahan musim dingin hingga abad pertengahan. Jika Neanderthal tiba-tiba muncul, apakah dia akan menyalahkan Sapiens?. MNT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun