Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Dark Humor Tanda IQ Tinggi?

4 Juli 2020   10:36 Diperbarui: 5 Juli 2020   20:45 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut Mark Twain, sumber tersembunyi dari humor bukanlah kesenangan, namun kepedihan. Tiada humor di dalam surga. Kita juga ingat kata pemikir kontemporer Nietzsche, manusia adalah satu-satunya hewan yang bisa tertawa karena ia menderita kesendirian yang sangat dalam.

Seperti kita tahu, tema besar yang dibawa eksistensialisme dan komedi yakni absurditas: sebuah pengalaman hidup umat manusia, keseluruhan kondisi kemanusiaan.

Meramu formula Henri Bergson dalam Laughter: Apa yang kita tertawakan pada kekakuan mekanistik sebenarnya adalah harapan untuk menemukan kehidupan yang luwes dalam diri manusia, saya akan menarik gagasan humor sebagai sifat syukur dan ikhlas.

Jangan bantah kalau dunia tempatnya tragedi nan fana. Tempat ujian kesakitan, namun kita mampu menemukan sepercik surga dari komedi. Komedi bukan semata mengaktifkan sirkuit-sirkuit kesenangan pada otak, tapi adalah refleksi dari rasa syukur dan penerimaan pada tragedi. 

Sedangkan kejenakaan yang sarkas, adalah untuk merawat dunia menjadi lebih baik, paling tidak, tidak lebih horor dari sebelumnya. ~MNT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun