Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bung Karno, Kennedy, dan Kita

17 November 2019   15:18 Diperbarui: 18 November 2019   11:04 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 1962 JF Kennedy mengguncang podium: we choose to go to the Moon.

Ini adalah pidato paling fundamental dalam sejarah umat manusia. Kisah pendaratan ke bulan yang beredar dalam fantasi segera menjadi realita. Pada tahun yang sama Soekarno dari Indonesia memulai konfrontasi dengan Malaysia (baca: Inggris).

Ada yang bilang keduanya pernah bersahabat. Prosesi penyambutan Presiden Soekarno di Meryland Amerika Serikat belum pernah ada.

Kennedy berada di tengah penyambutan, yang tidak pernah ia lakukan kepada pemimpin manapun, apalagi untuk negara random yang retak-retak macam Indonesia ketika itu. Setelah Abraham Lincoln, Kennedy lah yang paling dicintai Amerika. Soekarno di Indonesia saat itu juga demikian adanya.

Pertemuan mereka pada 24 April 1961 itu dimanfaatkan Soekarno di antaranya untuk menghapus keheranan Kennedy mengapa Indonesia dengan ras Mongoloid menginginkan Irian Barat yang punya ras Melanesia. Meskipun berbeda ideologi, keduanya lalu sepakat dalam semangat anti kolonialisme (baca: mengacuhkan Belanda).

Sebagai bangsa unggul yang akan pergi ke bulan, Indonesia jelas tidak penting, kecuali untuk tujuan menguras perut buminya.

Ini adalah tentang kekaguman Kennedy pada isi kepala Soekarno. Sebagai contoh kecil seperti tercatat dalam Le Citoyen Press & Publishing, Guntur -putra Bung Karno- tidak sengaja membuat sepotong daging steak melayang dan mendarat di hadapan Kennedy.

"Guntur hanya mempraktikkan senjata terbaru Amerika Inter Continental Ballistic  Missiles," kata Soekarno dengan nada bercanda pada Kennedy. Kennedy heran bagaimana Soekarno bisa menyebut jenis senjata yang masih menjadi top secret di negaranya.

Tidak hanya bersahabat, keduanya juga disebut-sebut punya banyak kesamaan. Terutama tentang cara mereka dilenyapkan dari istana. Siapakah yang paling termotivasi dalam membunuh Kennedy? Opini internasional menggiringnya pada usaha Kennedy untuk membatalkan privatisasi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), pertarungan yang juga menyebabkan Abraham Lincoln terbunuh.

Siapa yang paling ingin Bung Karno terguling? Opini internasional mengaitkannya dengan  kegigihan Putra Sang Fajar ini mengusir World Bank dan IMF serta menolak Freeport, yang menyebabkan Amerika pasca-Kennedy berkonspirasi dengan agen-agennya di Indonesia untuk mengenyahkan Soekarno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun