Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Indonesia, "Lingua Franca Asia"

10 November 2019   18:10 Diperbarui: 11 November 2019   11:45 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Venesia: Veneto Film Commission

Columbus tiba di Amerika pada 12 Oktober 1492 dan sepanjang hayatnya menduga bahwa Amerika adalah Malaka atau Kepulauan Rempah. Ia didanai Ratu Isabella dari Kastilia Spanyol setelah sang ratu berhasil merampas Andalusia dari imperium Ottoman. Sementara Alfonso tiba di Malaka pada 1511 dan merampas daulat Sultan Mahmud Syah.

Di Malaka lah bahasa Melayu pesisir menjadi lingua franca. Selain sebagai kota kapitalis klasik, Malaka sekaligus segitiga antara India dan Tiongkok.

Jika bangsa India dan Tionghoa bertemu, mereka akan berbicara dalam bahasa Melayu. Bila kini Bahasa Inggris sebagai lingua franca berlaku masif di lintas lima benua, dahulu berlaku secara regional, kawasan Asia Tenggara dipegang oleh bahasa Melayu.

Pada abad renaisans bahasa Yunani dan Latin klasik adalah bahasa ilmu sekaligus lingua franca. Bahasa Portugis pula sempat menjadi lingua franca yang kejam sepanjang pantai Selatan Afrika, India, Asia Tenggara sampai Jepang.

Sejak abad ke-7, bahasa Melayu sudah mulai menjadi lingua franca, bahasa pergaulan, dagang dan misi dakwah, menyudahi lingua franca Sangskerta (bahasa Indo-Eropa tertua). Bahasa Melayu mendampingi bahasa Arab yang menjadi lingua franca di seluruh imperium Ottoman.

Bahasa tulis Melayu menggunakan aksara Arab, sebelum huruf Latin datang lewat misi rempah. Ada yang memperkirakan 2.000 hingga 3.000 kosa kata Arab telah dimasukkan ke dalam bahasa Melayu, namun hanya 10 % sampai 15 % saja yang populer.

Sampai akhirnya Britania Raya menjadi polisi dunia klasik, mencapai rekor tanah jajahan terbanyak. Dari sinilah kemudian bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar dunia. Inggris tidak sendiri, begitu Amerika Serikat bertekad sebagai propagandis terbesar dalam satu abad terakhir, bahasa Inggris sudah tak terhentikan. Skill bahasa Inggris secara aneh bahkan menjadi ukuran kecerdasan seseorang.

Dari Peter L Patrick dari Universitas of Essex (2014) disebutkan, lingua franca berasal dari bahasa Latin yang artinya bahasa bangsa Franca. Adalah sebuah istilah linguistik sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan di suatu tempat di mana terdapat penutur bahasa yang berbeda-beda.

Negeri Franca (Latin: Francia) atau Kerajaan Orang Franca menurut Snke Lorenz (2001), adalah kerajaan barbar pasca-Romawi terbesar di Eropa Barat yang diperintah oleh orang Franca pada penghujung Abad Kuno dan permulaan Abad Pertengahan. Mereka memiliki bahasa Franca kuno dan Latin yang pernah mendominasi wilayah Eropa Barat.

Bagaimana masa depan bahasa Melayu sebagai lingua franca dunia? Pada 6 November 2019 di Kampus Universitas Negeri Surabaya, Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FGBI) menandatangani Deklarasi tentang Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Ilmiah Internasional.

Dalam forum tersebut terungkap sejumlah fakta bahwa Bahasa Indonesia telah memenuhi persyaratan sebagai bahasa internasional karena sudah diajarkan di 45 negara. Memiliki kosa kata lebih dari 100.000 dan istilah keilmuan dari berbagai disiplin ilmu, dituturkan 267.000.000 orang. Selain itu Bahasa Indonesia dipahami oleh jutaan orang dari berbagai negara terutama di kawasan ASEAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun