Dalam logika, gurun tandus dan tanpa sumber air apapun tidak akan memberikan tanda - tanda kehidupan. Tapi kuasa Tuhan berada di atas jangkauan akal, tiba - tiba Zamzam memancar di kaki Ismail.Â
Apakah sebelumnya Tuhan sudah membocorkan rasia Zamzam kepada Ibrahim? Tidak, modal Ibrahim hanya kepasrahan total kepada Rabb-nya.
Perjumpaan antara Musa dengan Khidir di antara laut Romawi dan Persia (dalam riwayat lain antara Romawi dan Atlantik) telah membuktikan bahwa tingkat kebenaran fakta atau logika yang banyak kita anut tidak bekerja untuk membuktikan dogma.
Musa adalah Rasul Allah dan nabi pilihan yang mampu membungkam tirani Fir'aun. Sedangkan Khidir atau Al-Khir adalah nabi abadi. Keterangan mengenai beliau terdapat dalam Surah Al-Kahfi ayat 65-82 dan beberapa hadis.Â
Mystical Dimensions of Islam yang ditulis Annemarie Schimmel, juga mengakui bahwa Khidir adalah salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah Islam yang dikenal sebagai sosok yang masih hidup atau abadi.
Musa kemudian memutuskan untuk berguru kepada Khidir. Musa mendapati suatu pemandangan yang bertentangan dengan logikanya. Tapi ia telah diperingatkan oleh Khidir agar tidak bertanya apalagi protes. Setiap tindakan Khidir dianggap aneh dan membuat Musa terperanjat.
Ketika itu Musa hanya menghidupkan logika. Ia melihat fakta, Khidir telah menghancurkan perahu yang mereka tumpangi, membunuh seorang anak kecil dan meminta Musa memperbaiki tembok milik salah satu klan yang sudah memusuhi dan mengusir mereka.
Bahwa di balik pengandalan logika Musa ada kebenaran lainnya yang tertutupi oleh fakta. Perahu yang dirusak Khidir adalah milik orang - orang papa, bila mereka meneruskan pelayaran, maka di depan mereka akan ada raja zalim yang merampas tiap - tiap perahu.
Kemudian anak kecil yang dibunuh tersebut di masa depannya berpotensi untuk mendorong kedua orang tuanya menuju kesesatan dan kekafiran.Â
Adapun dinding rumah yang diperbaiki itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim, di bawahnya ada harta benda simpanan warisan orang tua mereka yang saleh. Khidir telah di-drive oleh Tuhannya untuk melakukan perbuatan yang secara logika tidak mungkin dilakukan oleh seorang Rasul.
Dari hal - hal demikian di atas, kita dapat menarik silogis bahwa firman Tuhan adalah hal yang tak terbantahkan kebenarannya, memiliki hikmah dan tujuan kebaikan meskipun pada mulanya dianggap buruk oleh logika. Logika tak mungkin bisa menjangkau firman, sehingga tidak pantas untuk menyelisihinya.