Magma penuh api dendam yang disimpan Tun Irang mampu memutus total kedigdayaan keturunan raja-raja Melayu di Tanah Semenanjung yang mendapat legitimasi mitos Alexander Agung dari Macedonia Yunani, atau Zulkarnain yang diceritakan kitab suci atau Iskandar Zulkarnain, sebagai nama sintesis dari kedua tokoh.Â
Tun Irang melancarkan perang proksi (menggunakan pihak ketiga) untuk menyingkirkan dan secara bertubi -- tubi memukul mundur Raja Kecik hingga ke delta Sungai Siak.
Di halaman 10, Rida mengutip sabda Tun Irang yang sangat puitis lagi eksotis dari Tuhfat al Nafis karya besar Raja Ali Haji. Sabda yang memikat dan memberi energi penuh kepada Upu-Upu Lima Bersaudara keturunan Daeng Rilaka untuk membantunya memulihkan daulat Kerajaan Johor dengan memerangi Raja Kecik. Dan sejarah Yang Dipertuan Muda Riau bermula di sini.
Tun Irang mirip Cleopatra dalam ambisi dan strateginya. Pada tahun 58 SM (hampir 18 abad sebelum Tun Irang), Cleopatra yang tinggal bersama ayahnya, Ptolemaios XII hidup dalam pembuangan di Roma setelah tahtanya digulingkan. Cleopatra mengambil kembali daulat ayahnya atas Alexandria dengan cara proksi: melibatkan pasukan Roma.
Yang berbeda, ayah Cleopatra diusir oleh saudara kandungnya sendiri Berenike IV (putri sulung Ptolemaios XII), tapi apakah Berenike akan berbeda dengan tabiat Tengku Kamariah dengan pengkhianatan diam-diam dua kali dari responnya saat dipersunting Raja Kecik?Â
Dua kali, pertama kepada daulat ayahndanya atas Kesultanan Johor dengan menjadi permaisuri Raja Kecik bahkan ketika ayahnya dibunuh. Kedua, kepada kakak kandungnya Tun Irang, yang awalnya dijodohkan dengan Raja Kecik.
Apakah semua makhluk Venus akan dimaklumkan seperti ini? Apakah sejarah akan memaafkannya karena makhluk Venus memang akan memperjuangkan emosi cintanya, ketimbang berjuang cara logika menegakkan daulat bersama para pria Mars di pihaknya?
Cinta membunuh kewajiban, kata Jon Snow kepada Tyrion Lannister dalam Game of Thrones. Tapi Tyrion membalasnya dengan mengatakan, kewajibanlah yang membunuh cinta. Entahlah, yang jelas mereka sedang membicarakan Daenerys Targaryen, wanita penunggang naga dan ratu tujuh kerajaan, yang terbunuh oleh Jon Snow, pria yang ia cintai.
Pada kesempatan lain, Cleopatra makin serupa dengan Tun Irang, bila Tun Irang menggunakan strategi ranjang politik dengan kata sandi Penanak Nasi Raja Bugis, Cleopatra memikat bangsawan Roma, Julius Caesar untuk kemudian menganeksasi Alexandria sekaligus mengukuhkan tahtanya.Â
Pada kesempatan lain Cleopatra menikahi Mark Antony dengan tujuan politis yang sama. Kembali mirip Daenerys, wanita dengan naga penyembur api yang menjalin asmara politik dengan Khal Drogo, Daario Naharis, sampai Jon Snow.
Tun Irang sangat mungkin tidak membaca Cleopatra, sebagai sesama wanita yang tahta ayahnya dirampas (atau apakah ia mendengar hikayat Sang Rajuna Tapa yang membuat strategi proksi dengan membuka gerbang istana bagi legiun Majapahit untuk mengusir Parameswara?).Â