Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Anda Pencinta Hebat? Mari Kita Review "Beauty and The Beast"

9 Maret 2019   08:43 Diperbarui: 9 Maret 2019   17:34 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Villeneuve belum terjamah renaisans, Belle dengan buku-bukunya dianggap aneh. Bahkan penduduk menista Belle ketika ia ketahuan mengajari seorang anak membaca. Belle menolak Gaston yang tak setanding dengan pengetahuannya yang luas, ia merasakan ada sesuatu di luar sana yang hebat dan sepadan dengan cintanya.

Takdir kemudian menyeretnya ke istana mati yang dihuni Beast (diperankan Dan Stevens). Belle ingin menggantikan Maurice ayahnya, yang ditawan Beast karena tertangkap basah sedang memetik mawar pesanan Belle. Belle lantas dirangkum oleh ketakutan setengah mati kepada sosok Beast yang bertanduk, berbulu dan aumannya melebihi seluruh serigala salju yang berdiam di hutan sekeliling istana.

Kebencian dan ketakutan kepada Beast berganti iba, ketika Beast menyelamatkan nyawanya dari daftar menu makan malam kawanan serigala. Ia menemukan dalam jiwa Si Buruk Rupa selaksa kepedihan terselubung oleh kecanggungan aristokratnya. Mereka menjadi dekat. Tapi cinta tak terdefenisi yang mencengangkan itu belum tumbuh di hati Belle.

Cinta itu tiba ketika Belle sang pembaca melafazkan bait - bait Romeo dan Juliet punya Shakespeare, Beast lalu menyambungnya dengan sedikit kritik. Mendengar ini, Belle membelalak kagum pada Beast. Ia makin bersinar dan histeria, ketika Beast membukakan pintu sebuah perpustakaan megah yang ada di istana.

Semua buku hebat ada di situ, membuat Belle tenggelam dan bertanya apakah Beast sudah membaca semuanya. Dengan anggun Beast menjawab: hanya sebagian dan itu buku - buku yang ditulis Yunani. Tidak perlu pembatalan mantra sebenarnya, karena Belle sudah melihat pangeran tampan, di balik sosok menyeramkan itu karena isi otaknya.

Kisah setua waktu, musik setua irama. Si cantik dan si buruk rupa. Demikian lirik soundtrack penutup dari film musikal yang dikritik agak bertele dari cerita orisinalnya ini.   ~MNT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun