Villeneuve belum terjamah renaisans, Belle dengan buku-bukunya dianggap aneh. Bahkan penduduk menista Belle ketika ia ketahuan mengajari seorang anak membaca. Belle menolak Gaston yang tak setanding dengan pengetahuannya yang luas, ia merasakan ada sesuatu di luar sana yang hebat dan sepadan dengan cintanya.
Takdir kemudian menyeretnya ke istana mati yang dihuni Beast (diperankan Dan Stevens). Belle ingin menggantikan Maurice ayahnya, yang ditawan Beast karena tertangkap basah sedang memetik mawar pesanan Belle. Belle lantas dirangkum oleh ketakutan setengah mati kepada sosok Beast yang bertanduk, berbulu dan aumannya melebihi seluruh serigala salju yang berdiam di hutan sekeliling istana.
Kebencian dan ketakutan kepada Beast berganti iba, ketika Beast menyelamatkan nyawanya dari daftar menu makan malam kawanan serigala. Ia menemukan dalam jiwa Si Buruk Rupa selaksa kepedihan terselubung oleh kecanggungan aristokratnya. Mereka menjadi dekat. Tapi cinta tak terdefenisi yang mencengangkan itu belum tumbuh di hati Belle.
Cinta itu tiba ketika Belle sang pembaca melafazkan bait - bait Romeo dan Juliet punya Shakespeare, Beast lalu menyambungnya dengan sedikit kritik. Mendengar ini, Belle membelalak kagum pada Beast. Ia makin bersinar dan histeria, ketika Beast membukakan pintu sebuah perpustakaan megah yang ada di istana.
Semua buku hebat ada di situ, membuat Belle tenggelam dan bertanya apakah Beast sudah membaca semuanya. Dengan anggun Beast menjawab: hanya sebagian dan itu buku - buku yang ditulis Yunani. Tidak perlu pembatalan mantra sebenarnya, karena Belle sudah melihat pangeran tampan, di balik sosok menyeramkan itu karena isi otaknya.
Kisah setua waktu, musik setua irama. Si cantik dan si buruk rupa. Demikian lirik soundtrack penutup dari film musikal yang dikritik agak bertele dari cerita orisinalnya ini.  ~MNT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H