Disebutkan, indera manusia sebenarnya selektif. Proses seleksi ini didasarkan pada seperangkat metarules yang biasa kita sebut dengan asumsi, teori atau apapun. Dalam kasus naive empiricism, aturan itu tidak kita sadari.
Taleb menyebut, perpustakaan bukan sekadar menunjukkan status sosial dan dari jumlah dan jenis koleksinya. Buku yang berharga bukanlah buku yang belum kita baca, tetapi buku yang sudah kita baca.Â
Di sana ada himpunan pengetahuan yang harus kita kaji lagi. Pengetahuan yang kita miliki pun berharga bukan sebagai sebuah aksesoris.Â
Tetapi sejauh mana kita berhasil menemukan iklan negatif atau semacam pesan propaganda, dari sekian yang sudah kita baca, "apa yang belum kita pahami?" Ini adalah bekal untuk mencari titik ekstrem pengetahuan, black swan dalam diri kita.
Penemuan bukanlah sebuah kajian perulangan tetapi mencari titik yang belum dijamah, black swan. Sehingga pola pembelajaran kita tidak terjebak secara naive (baca: naif) dalam pola pikir menoleh ke belakang dan keberulangan. Menoleh ke belakang dan keberulangan itu harus dikaji apakah sudah tepat metarules-nya?
Jika kita ingin menyederhanakan, teori Angsa Hitam mengajak kita untuk berpikir di luar kotak, tentang semua angsa pasti berwarna putih.Â
Bahwa di balik semua peristiwa yang berjalan beriringan dan sama, pasti ada satu hal yang memecah kesamaan itu.Â
Teori ini dapat memutus alur sebuah pemikiran atau logika yang mengambil konklusi berdasarkan hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari - hari.
Dan kita harus bisa bersiap, bahwa angsa hitam akan muncul tiba-tiba di antara kerumunan angsa putih.Â
Ia bisa berupa peristiwa alam, ciri lain dari tanda - tanda kiamat, penemuan ilmiah di luar nalar, munculnya pemimpin di luar prediksi politik paling canggih sekalipun, hingga dengan cara apa kita menemukan kematian kelak.
Reaksi yang kemungkinan timbul oleh peristiwa Angsa Hitam adalah denial, yakni mekanisme pertahanan psikologis yang membantu seseorang menghindari peristiwa yang berpotensi menimbulkan kesedihan, atau melakukan penyangkalan atas sebuah fakta yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip yang sudah dianutnya sejak lama.