Bagi orang bertuhan, alur pemikiran Marx adalah pengingkaran. Meski sebenarnya ia telah melaksanakan koreksi menyakitkan terhadap praktik predator liberalis-imperialis yang sedang jahat-jahatnya ketika itu.Â
Namun Marx melihat manusia yang sejatinya mikro (makro) kosmos multi dimensi dihargai sebagai benda belaka, seperti meja kursi atau hewan peliharaan, yang tak berhak atas kekayaan pribadi dan kapan - kapan dibunuh. Terutama Islam, ajaran Marx jelas pincang. Islam lebih dekat dengan kapitalisme - yang menganjurkan dagang sebagai pintu - pintu rezeki - namun mempersyaratkan keadilan.
Perlawanan terhadap neoliberalisme bukan berarti seseorang tersebut kiri, namun lebih kepada pendekatan dogma dan spirit ekonomi berkeadilan. Marx telah melakukan reduksi dan distrosi nilai aspek kemanusiaan yang luar biasa.Â
Konsep Marx secara langsung telah ikut andil atas lenyapnya nilai-nilai moral dan etis sebagai representasi aspek intelektual dan spiritual hingga menyebabkan maraknya dehumanisasi kehidupan manusia.
Kritikus dunia menilai, fokus kritik Marx hanya tertuju pada masalah produksi dan tidak menyentuh masalah konsumsi (apakah kritik ini muncul karena mereka melewatkan Das Kapital II, saya sendiri bingung).Â
Disebutkan, padahal dalam persoalan ekonomi-khususnya sekarang ini- yang menjadi masalah dalam perspektif kapitalis-neoliberalis bukan hanya terbatas pada masalah overproduksi yang dilakukan oleh kaum kapitalis, melainkan juga overkonsumsi yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.
Hingga hari gini, hantu Marx terus bergentayangan untuk merasuki mereka yang 'sok kiri' dan asal beda. Bagi mereka yang mendobrak kemapanan namun gagal menyelam pada esensi kemanusiaan. Ideologi Marx telah lama ketinggalan zaman dan hantu perasuk itu sudah mati bersamaan runtuhnya kolonial-imperialisme. Disusul bubarnya blok Sovyet dan arah kebijakan ekonomi sejumlah negara kiri yang kemudian menyeberang dari Komunisme kepada Kapitalisme.
Hantu Marx mati bersempena habisnya rezim mesin pembunuh dungu macam Pol Pot dan pengikutnya. Yang taklid buta pada Marx, Lenin, Stalin, Mao tapi otaknya kosong, kecuali naluri bunuh dan penyiksaan seorang pedendam sakit jiwa. Besar kemungkinan dia tidak membaca buku Marx apapun. Di Indonesia, hantu Mark - mestinya - sudah lenyap bersamaan dengan larangan ideologi komunisme dan marxisme.
Dan hantu Marx mati sekali lagi, ketika dia makin tak punya tempat untuk merasuki ketika buruh-buruh yang sudah diperlakukan semakin humanis dan memiliki posisi tawar pada upah secara simbiosa mutualis. Serta tidak ada lagi kerja paksa untuk kaum tani. Dengan sejarahnya yang berdarah dan pikirannya yang cacat, buruh dan tani tak butuh komunis sebagai pembela.
Setelah mati dua kali, apakah hantu Marx akan tetap hidup? Tentu saja. Pemikiran Marx bahkan seperti ajaran agama yang selalu dibaca ulang, direinterpretasi dan diperbaharui oleh para pemikir kiri yang lahir setelahnya.Â
Wacana tentang Marxisme justru tidak pernah mengalami stagnasi, tapi selalu mengalami dinamika dan dialektika sesuai dengan arah spirit zaman. Biarkan ia lewat sebagai pergumulan intelektual semata.