Einstein berkata, umat manusia adalah bagian dari keseluruhan yang kita sebut Alam Semesta, bagian yang dibatasi ruang dan waktu. Namun kita mengalami pemikiran dan perasaan sebagai sesuatu yang terpisah. Einstein menyebut cara pandang egosentris manusia di dunia ini sebagai sejenis delusi optik.
Delusi optik ini bagai penjara karena kita berpikir dan merasakan hanya melalui satu lensa, yakni lensa kita sendiri. Lensa yang terbatas dan parsial. Kita merasa sempurna, padahal sudah melewatkan banyak hal. Adalakanya lensa ini bisa diperlebar untuk memberi jangkauan yang lebih luas pada kehidupan dan merangkul lebih banyak makhluk hidup. Dengan memegang janji, mengubur kebencian, memperbaiki hubungan, seperti dulu kita pernah memarahi seseorang dan lupa meminta maaf karena gengsi atau merasa lebih tinggi. Secara keseluruhan memperbaharui agenda -- agenda masa lalu yang belum sempat kita lunaskan.
Lee sebelum ini adalah seorang workaholicapatis yang ingin terbang bersama angsa Kanada untuk membentuk formasi V. Usai dipecat dan kembali ke desa, ia memasuki fase pertobatan. Ini dilakukan dengan cara yang hebat dan tidak banyak dilakukan orang - orang. Lee berkelana melintasi benua untuk mencari dan memperbaiki masa lalunya. Dengan demikian Lee merasa hatinya sudah kaya, ringan tanpa beban, dan hidupnya demikian lengkap. Berani seperti Lee? ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H