Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Mafia Berkeley Terus Didiamkan?

30 Juli 2016   14:17 Diperbarui: 1 Agustus 2016   14:08 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi - Sumber: www.ultimate.com

Keberanian pemimpin Argentina dari segala bentuk ancaman ternyata berhasil membawa keadilan bagi rakyatnya. Utang yang selama ini dirancang untuk membangkrutkan perekonomian negara seperti John Perkins akui ternyata dapat dimenangkan oleh rakyat Argentina. Baik utang korup dan manipulatif dari Utang Luar Negeri maupun utang dalam negeri yang diciptakan dari utang swasta jelas adalah utang najis (odious debt).

Rakyat tidak merasakan utang tersebut kecuali segelintir orang dan korporasi. Mengapa rakyat harus membayarnya? Mengapa para pemimpin kita justru dengan sangat setia membayar utang tersebut dengan cara meningkatkan utang luar negeri, mengurangi subsidi, serta terus menambah utang dalam negeri?  Ratusan bahkan triliuan rupiah uang rakyat telah digunakan untuk membayar jebakan utang najis (odious debt trap).

Kesempatan besar bangsa Indonesia untuk menghapus sebagian utang najisnya pada tahun 2005 lalu tidak dimanfaatkan oleh pemimpin negeri ini. Dalam sidang CGI 19-20 Januari 2005, Soesilo Bambang Yudhoyono menolak tawaran  ekstra  dari Paris Club untuk memoratorium dan memotong utang Indonesia, yang mana kurang lebih 30% utang luar negeri Indonesia adalah utang najis. Alasannya hanya satu, gengsi disebut miskin. Karena demi penghapusan utang itu, Bank Dunia akan mengategorikan Indonesia sebagai severely indebted low income country (SILIC). ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun