Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Mafia Berkeley Terus Didiamkan?

30 Juli 2016   14:17 Diperbarui: 1 Agustus 2016   14:08 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

****
John Perkins telah membuat pengakuan dosa. Dalam bukunya “Confession of Economic Hitman” ia menyatakan bahwa korporasi Amerika melalui Economic Hitman yang diback up CIA telah lama menjadikan negara-negara dunia ketiga yang memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) sebagai  target “perampokan” dan “susu perahan utang”.

Di era 1960 - an, para Economic Hitman mendatangi negara seperti Equator, Indonesia, Panama, Uruguay, Iran, Argentina, Brazil, Chili, dan negara-negara yang kaya dengan SDA lainnya.

Seperti pengakuan Perkins, tugas ia yang pertama kali adalah menjadikan Indonesia sebagai sasaran empuk korporasi Amerika. John Perkins bekerja di MAIN, sebuah perusahaan konsultan yang populer di dekade 1960 hingga 1980 - an bagi korporasi Amerika seperti Bechtel, Halliburton, Stone & Webster, dan lainnya.

“Pekerjaan yang paling utama  kami sebagai Economic Hitman adalah: membangun imperium global (global empire). Grup elit kami terdiri dari pria wanita yang memanfaatkan organisasi keuangan internasional untuk menjadikan negara-negara lain seperti Indonesia sebagai negeri jajahan atau pelayan korpotokrasi dari perusahaan-perusahaan kami, pemerintah kami, dan bank-bank kami,” paparnya.

Seperti para mafia, Economic Hitman berpura-pura menjadi pihak baik yang bermurah hati dengan memfasilitasi pinjaman melalui bank rekanan MAIN untuk membangun infrastruktur, pembangkit listrik, jalan raya, pelabuhan, bandara, atau kawasan industri.
Namun, semua pinjaman proyek tersebut memiliki syarat bahwa perusahaan rekayasa dan konstruksi untuk mengerjakan semua proyek tersebut haruslah berasal dari AS.

Intinya, sebagian besar uang pinjaman tersebut tidak pernah keluar dari AS, sebuah mekanisme sederhana di mana uang tersebut hanya berpindah dari kantor kas Bank di Washington ke kantor bidang rekayasa di New York, Houston atau San Fransico.

****
Di mata kapitalis dunia, Indonesia sangat seksi juga genit. Selain sumber daya alam yang masih bisa dikeruk, Indonesia dengan populasi konsumtif terbesar kelima dunia, sekaligus pasar besar atas produk apapun. Dua gigantis AS dan China masih sangat berhasrat terhadap bumi Indonesia. Setelah AS menghisap sumur minyak dan meruntuhkan gunung emas di Papua, kini China pula melirik Ladang Gas Tangguh di Teluk Bentini, Papua Barat, di samping merancang sejumlah proyek infrastruktur dengan memobilisasi buruh kasar dari negara mereka.

Episode Indonesia sulit diprediksi secara optimistik. Kita hanya bisa menyelipkan doa – doa pada setiap sembahyang agar komponen bangsa ini tetap utuh. Sanggupkah pemimpin bangsa ini lepas dan cengkeraman konspirasi global dengan cara membanggakan? Sebagai sumber inspirasi mari kita baca kembali kisah sukses Argentina sehingga lepas dari jeratan utang.

Dapat dibayangkan bagaimana kondisi perekonomian Argentina pasca dua tahun krisis. Inflasi yang tinggi, modal yang lari, utang yang besar, pengangguran tinggi, stagnansi pertumbuhan ekonomi (bahkan stagflasi) serta ketergantungan asing yang masih tinggi. Semua kehancuran ekonomi rupanya dapat bangkit dan bahkan tumbuh berjalan dengan cepat pasca terpilihnya Néstor Kirchner.

Kirchner merupakan sosok anti program IMF karena menganggap lembaga ini bersama lembaga keuangan lain telah menyebabkan kehancuran negara-negara kaya di Amerika Latin.

Dengan melaksanakan kebijakan-kebijakan revolusioner dalam hukum, perpajakan dan ekonomi kerakyatan, Sang Presiden mampu membawa cepat kebangkitan ekonomi Argentina. Dari stagflasi di tahun 2001-2002, Argentina di bawah Kirchner rupanya mampu mengubah situasi sosio-ekonomik dan ekonomi terus tumbuh dengan angka rata-rata mencapai 9% selama kurun 2003-2007.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun