Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Heirodouli, Potret Hitam Prostitusi Batam

20 April 2016   13:00 Diperbarui: 21 Maret 2019   12:25 1804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: myinterestingfacts.com

Secara “tersistem”, bunga–bunga yang baru terus mengalir dari kantung–kantung kemiskinan, menggantikan bunga yang sudah layu dan tercampakkan. Jika tidak ada upaya preventif untuk mencegah hal ini, maka sepanjang hari kita akan terus menyumpah Bunga yang melenggang di jalan–jalan, di ruang–ruang publik. Mulailah terus bertanya ke dalam batin, anak gadis mana yang pernah bercita–cita menjadi pelacur?

Pengecualian dari Bunga adalah gadis hedonis yang tak pernah tercukupkan. Tuntutan gaya hidup membuat mereka dengan sukarela terjun ke bisnis prostitusi. Atau wanita nymphomaniac yang sengaja berselancar dalam dunia syahwat berbayar. Sambil menyelam, minum air.

Kaum penjaja seks high class dari kalangan artis yang tertangkap tangan menjadi preseden buruk dan trendsetter bagi para wanita muda yang melirik peluang untuk memenuhi tuntutan hidup dengan bisnis ini. Tidak sedikit dari wanita belia di Batam melakukan swakelola bisnis prostitusi dengan memajang foto mereka di daring sosial yang langsung terhubung ke smartphone siapa saja, melalui teknologi people nearby.

Lalu bagaimana kita menyikapi fenomena dilematis ini? Adakah yang bisa dilakukan untuk menumbangkan bisnis gergasi tertua lagi perkasa ini? Sedangkan Daud sudah pun melawan Jalut. ~MNT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun