Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meisterstadt dan Habibie Kembali

14 Februari 2016   19:28 Diperbarui: 14 Januari 2019   08:54 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu dasawarsa silam, nafas Prof DR Ing Burhanuddin Yusuf Habibie M. Eng sesak. Dadanya terimpit godam, matanya membulat lebih besar dari biasanya. Dari kacamata visionernya, Batam jauh melenceng menjadi entitas aglomerasi yang carut marut, Batam yang tidak estetis, tong sampah raksasa dan kampung besar yang sedang berpura - pura menjadi megapolitan. Batam laksana emas polesan yang turun derajat jadi loyang kusam.

“Batam jadi kota ruko!,” keluh Sang “Mr Crack” begitu ia berkunjung lagi ke kota ini. Tidak sebagai Ketua Otorita, tapi lebih dari itu. Ia mantan Presiden Indonesia yang terluka. Sejauh ia memandang, sejauh itu pula mata bulatnya menumbuk hamparan ruko berbaris memagari bahu jalan apa saja.

Beberapa tahun sebelumnya, ketika menjabat sebagai Ketua Otorita Batam (OB), ia sudah selesai mendesain masterplan Batam menjadi kota modern untuk memikat dunia. Menjadi pusat aglomerasi industrialisasi yang tidak sembarangan orang bisa masuk.

Habibie mencanangkan Batam sebagai Captive Market dan etalase ekonomi Indonesia yang paling mewah dari semua kota di Indonesia. Lalu kemudian ia seperti dikhianati oleh lembaga otoritas yang pernah ia pimpin dan visinya dilecehkan oleh sekelompok pengembang. Tanah emas Batam yang secuil itu telah dijual murah untuk mendirikan bangunan yang ala kadarnya.

Dalam sebuah bincang khusus dengan mendiang JE Habibie, adik kandung Habibie sempena penulisan buku 36 Tahun Otorita Batam,  Fanny Habibie yang sempat menjabat Ketua OB selama enam bulan (Maret - Juli 1998) itu secara off the record mengaku pernah berpesan kepada salah seorang pejabat OB, “Jika main – main dengan masterplan Batam, jual – jual tanah sembarangan, i’ll crack your neck!”.

Namun gertakan mendiang tak membuat ciut oknum OB, tanah Batam sudah pun kritis hingga membabat zona hijau. Belum lagi Teori Balon Habibie yang juga gagal gara – gara gugus Rempang Galang yang tak kunjung dibangun untuk menampung limpahan ekonomi agar mainland Batam tidak penuh. Padahal ia telah menancapkan masterpiece pertamanya di kota ini dalam wujud enam jembatan megah. Untuk ukuran Habibie yang sangat perfeksionis sekaligus teknokrat kapitalis sejati, Batam mengalami disorientasi.

Tapi tidak saat ini. Mengobati sakit hatinya, Habibie kembali lagi ke Batam untuk seolah-olah ingin menunjukkan kepada khalayak: Batam seharusnya semewah ini. Habibie tidak sendiri, ia menggandeng putera mahkotanya, Dr Ing Ilham Akbar Habibie, MBA. Like father like son, keduanya menggarap sebuah mahakarya bernama Meisterstadt.

Meisterstadt berasal dari bahasa Jerman, meister berarti master dan stadt bermakna kota. “Artinya, kota dengan standar tertinggi,” kata Ilham Habibie selaku Komisioner Pollux Habibie International pada acara Signing Ceremony proyek ini.

Meisterstadt adalah kota dengan standar internasional dan terintegrasi. Merupakan sebuah kawasan kota mandiri yang dibangun dengan konsep one stop living. Habibie menggandeng Pollux Properties Singapura. Pollux adalah sebuah label yang cukup mencengangkan dalam dunia properti Asia.

Bersama Pollux, Meisterstadt Habibie akan mencakar langit Batam lebih dari ekspekstasi semua orang. Pollux adalah nama bintang raksasa berwarna jingga yang berjarak 34 tahun cahaya dari bumi. Bintang ini berada pada rasi Gemini, memiliki radius lebih besar delapan kali dari Matahari atau sekitar 5,564,000 kilometer. Tingkat kecemerlangan (luminosity) – nya sebesar 32 kali yang artinya bintang ini 32 kali lebih terang daripada matahari. Matahari adalah ruko – ruko itu.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun