Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Batam dalam Enigma Kaum Urban

2 April 2014   21:39 Diperbarui: 14 Februari 2019   11:00 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada era tahun 1940 – an Pulau Sambu sudah berkembang menjadi perkampungan yang ramai. Wilayah ini menjadi storage tank oil oleh perusahaan perminyakan Royal Dutch Shell sejak tahun 1927. Orang – orang kapal yang menyinggahi perairan Indonesia waktu itu mengidentikkan Indonesia dengan Sambu Island. 

Dibanding dengan Batam di kala itu, Sambu diibaratkan sebagai pusat kota dan hiburan. Pulau Sambu tidak bisa dipisahkan dari sejarah perkembangan Batam dan beberapa tahun setelah itu gemerlap kehidupan Sambu menular ke Batam khususnya wilayah Sekupang, Jodoh dan Batu Ampar. 

Gemerlapnya Pulau Sambu di Masa Lalu

Situasi ekonomi dan politik nasional pasca kemerdekaan ikut berimbas ke Batam. Batam memasuki masa-masa sulit karena intimidasi bersenjata dari pasukan sekutu yang dikenal sebagai zaman agresi. Pasokan kebutuhan pangan menipis dan kemiskinan merajalela.

 Langkah – langkah Strategis Pengembangan Batam

Ketika estafet pemerintahan beralih ke Soeharto, Presiden RI kedua ini mulai menyusun langkah-langkah strategis bagi pengembangan Batam. Dimulai dengan menetapkan Batam sebagai oilbase Pertamina.

Tetesan Minyak Pertamina jadi Pondasi Infrastruktur Awal

Di masa ini ekspor minyak Indonesia sedang booming. Tetesan minyak Pertamina pun ikut mengalir ke Batam guna dibangun infrastruktur awal berupa jalan, dermaga dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Otorita Batam Lahir di Pulau Bertuah

Batam menjadi grand strategy nasional karena letaknya yang sangat berhampiran dengan jalur sibuk pelayaran dunia serta menjadi kembaran Singapura. Itulah tuah Batam yang kemudian ditetapkan sebagai basis industrialisasi pada tahun 1971. Secara teknis Batam dikelola oleh sebuah lembaga khusus bernama Badan Pimpinan Pengembangan Industri Pulau Batam (BPPIPB) yang kemudian dikenal dengan sebutan Otorita Batam (OB).

Daerah Industri Pulau Batam dalam Visi Habibie

BJ Habibie baru saja dipanggil dari Jerman untuk mengabdi kepada bangsa dan negaranya ketika mendapat tugas khusus untuk meng-up grade Pulau Batam sehingga memiliki daya saing. Visi-visi Habibie tentang Batam dalam fase ini sebagian terlaksana, sebagian lainnya mengalami disorientasi akibat gelombang reformasi dan pergantian kepemimpinan nasional.

Terbentuknya Kota Administratif Batam

Batam terus berkembang salah satunya ditandai dengan peningkatan populasi penduduk yang drastis. Hal ini dipandang perlu untuk menjadikan Batam sebagai wilayah Kota Administratif berdasarkan PP Nomor 34/1983 dengan walikota madya pertama Ir Usman Draman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun