Pada era tahun 1940 – an Pulau Sambu sudah berkembang menjadi perkampungan yang ramai. Wilayah ini menjadi storage tank oil oleh perusahaan perminyakan Royal Dutch Shell sejak tahun 1927. Orang – orang kapal yang menyinggahi perairan Indonesia waktu itu mengidentikkan Indonesia dengan Sambu Island.Â
Dibanding dengan Batam di kala itu, Sambu diibaratkan sebagai pusat kota dan hiburan. Pulau Sambu tidak bisa dipisahkan dari sejarah perkembangan Batam dan beberapa tahun setelah itu gemerlap kehidupan Sambu menular ke Batam khususnya wilayah Sekupang, Jodoh dan Batu Ampar.Â
Gemerlapnya Pulau Sambu di Masa Lalu
Situasi ekonomi dan politik nasional pasca kemerdekaan ikut berimbas ke Batam. Batam memasuki masa-masa sulit karena intimidasi bersenjata dari pasukan sekutu yang dikenal sebagai zaman agresi. Pasokan kebutuhan pangan menipis dan kemiskinan merajalela.
 Langkah – langkah Strategis Pengembangan Batam
Ketika estafet pemerintahan beralih ke Soeharto, Presiden RI kedua ini mulai menyusun langkah-langkah strategis bagi pengembangan Batam. Dimulai dengan menetapkan Batam sebagai oilbase Pertamina.
Tetesan Minyak Pertamina jadi Pondasi Infrastruktur Awal
Di masa ini ekspor minyak Indonesia sedang booming. Tetesan minyak Pertamina pun ikut mengalir ke Batam guna dibangun infrastruktur awal berupa jalan, dermaga dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Otorita Batam Lahir di Pulau Bertuah
Batam menjadi grand strategy nasional karena letaknya yang sangat berhampiran dengan jalur sibuk pelayaran dunia serta menjadi kembaran Singapura. Itulah tuah Batam yang kemudian ditetapkan sebagai basis industrialisasi pada tahun 1971. Secara teknis Batam dikelola oleh sebuah lembaga khusus bernama Badan Pimpinan Pengembangan Industri Pulau Batam (BPPIPB) yang kemudian dikenal dengan sebutan Otorita Batam (OB).
Daerah Industri Pulau Batam dalam Visi Habibie
BJ Habibie baru saja dipanggil dari Jerman untuk mengabdi kepada bangsa dan negaranya ketika mendapat tugas khusus untuk meng-up grade Pulau Batam sehingga memiliki daya saing. Visi-visi Habibie tentang Batam dalam fase ini sebagian terlaksana, sebagian lainnya mengalami disorientasi akibat gelombang reformasi dan pergantian kepemimpinan nasional.
Terbentuknya Kota Administratif Batam
Batam terus berkembang salah satunya ditandai dengan peningkatan populasi penduduk yang drastis. Hal ini dipandang perlu untuk menjadikan Batam sebagai wilayah Kota Administratif berdasarkan PP Nomor 34/1983 dengan walikota madya pertama Ir Usman Draman.