Masa pendudukan Jepang menjadi catatan hitam dalam sejarah Indonesia Raya. Dalam waktu relatif singkat Jepang telah membuat porak poranda tak terkecuali di Batam. Kisah-kisah dramatis ini terekam dalam sejarah Pulau Batam.
Secara kronologis wilayah Batam tercakup dalam peradaban Kerajaan Sriwijaya (Abad VI sampai XIX), Temasik atau Singapura Tua (Abad XIII hingga XIV) dan Kesultanan Melaka (Abad XV sampai XVI). Dalam pola tradisi maritim dan nilai geografis, ketamadunan Melayu Nusantara didapati berputar di bagian Selat Melaka dan rantau sekitarnya. Di sini pulalah punca masuknya peradaban Islam di tanah Melayu karena berada dalam jalur perdagangan internasional.Bagian terpenting yang tidak terpisahkan dari sejarah Pulau Batam adalah munculnya patriot-patriot Melayu dan keturunan Bugis di masa kolonialisasi Eropa. Tercatat beberapa nama seperti Laksmana Hang Nadim, Raja Haji Fisabilillah dan Sultan Mahmod Riayat Syah.
FASE PASCA KEMERDEKAAN
Batam dalam Masa-masa Sulit
Terbukanya Hubungan Dagang Tradisional dengan Singapura
Nilai strategis dan psikografis Pulau Batam mengikat hubungan dagang klasik dengan Semenanjung Malaya khususnya Singapura. Di masa ini marak digunakan mata uang Dollar Singapura dan perdagangan lintas batas antara Batam dan Singapura menjadi simbiosa mutualis.
Cerita Dramatis Masa-masa Konfrontasi
Presiden Soekarno mengobarkan semangat Ganyang Malaysia. Masa ini dikenal dengan era konfrontasi. Batam yang berbatasan langsung dengan Malaysia dijadikan basis strategi militer tentara KKO (Korps Komando Operasi). Banyak kisah-kisah dramatis era konfontasi yang bernilai sejarah. Namun ada berkah yang muncul, Batam mulai dilirik Jakarta. Soekarno berpesan kepada Jenderal Soeharto untuk memberikan perhatian khusus kepada Batam yang amat berhampiran dengan pusat perdagangan dunia, Selat Malaka dan Singapura.
Berkembangnya kampung – kampung pesisir Batam
Hampir seluruh nama-nama tempat di Batam berasal dari masa lalu dan memiliki cerita tersendiri. Penamaan tersebut berasal dari kampung-kampung yang pernah ada di Pulau Batam. Sebagian di antaranya dilestarikan sebagai kampung tua, namun beberapa yang lainnya menjadi sentra urban. Kampung-kampung ini semakin berkembang dalam periodesasi migrasi tahap pertama dan kedua.
Camp Pengungsian Vietnam di Galang
Pulau Galang yang berada dalam gugus Barelang pada 1975 hingga 1996 menjadi tempat persinggahan para manusia perahu yang eksodus besar-besaran dari Vietnam akibat perang saudara. Tercatat sekitar 250.000 jiwa yang tersebar di pulau-pulau berhampiran disatukan di Galang dalam areal seluas 80 hektar. Oleh UNHCR, Galang resmi dijadikan camp pengungsian Vietnam hingga perang reda.
FASE INDUSTRIALISASI
Wasiat Soekarno pada Jenderal Soeharto
Dalam salah satu pidatonya di masa konfrontasi yang disiarkan RRI, Presiden Soekarno secara tegas menyebutkan telah mempersiapkan sebuah kawasan terdekat untuk menyaingi Singapura. Meski nama Batam tidak disebutkan secara eksplisit, namun Jenderal Soeharto menerjemahkan hal itu agar memberi perhatian khusus kepada Pulau Batam.