Mohon tunggu...
mnadhifhilmi
mnadhifhilmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - cat lover dan kuliner hunter

hanya lulusan SMA yang hobby kulineran, hobby menulis dan cat lover di Kudus

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Sejarah Kerupuk Rambak Kulit Kerbau di Kudus : Dari Warisan Budaya Islam Hingga Simbol Toleransi dan Kearifan Lokal

29 Desember 2024   11:36 Diperbarui: 29 Desember 2024   11:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Syuting TV di Pabrik Kerupuk Rambak Kulit Kerbau Eyang Kriuk

Apakah Hardiwijoyo alias Temon adalah Pelopor Kerupuk Rambak Kulit Kerbau di Kudus atau bahkan di Jawa?

Di Kudus, keluarga Hardiwijoyo dari Desa Glantengan memegang peranan penting dalam melestarikan dan mengembangkan kerupuk rambak kulit kerbau. Berdasarkan buku "Silsilah Mbah Hardiwijoyo" dan buku "Djamhari Penemu Kretek: 100 Tahun Sejarah yang Terpendam", Hardiwijoyo dikenal sebagai pelopor dalam memproduksi kerupuk rambak kulit kerbau di Kudus. Keluarga ini memulai usaha pembuatan kerupuk rambak kulit kerbau pada tahun 1921, jauh sebelum kerupuk ini dikenal luas di seluruh Indonesia. Tradisi pembuatan kerupuk rambak kulit kerbau telah diwariskan secara turun-temurun dan kini dilanjutkan oleh generasi keempat dengan merek  EYANG KRIUK.

Hardiwijoyo, yang dikenal dengan dedikasinya dalam melestarikan kerupuk rambak kulit kerbau, telah mengembangkan usaha ini hingga menjadi salah satu merek kerupuk kulit kerbau yang terkenal di Kudus. Bahkan, hampir semua keluarga yang ada di Desa Glantengan, Kudus, terlibat dalam proses pembuatan kerupuk rambak kulit kerbau, menjadikannya sebagai salah satu usaha keluarga besar yang menghormati tradisi lokal. Jadi dari keturunan Hardiwijoyo ini memunculkan berbagai merk kerupuk rambak kerbau, akan tetapi dari hasil penelusuran kami, merk EYANG KRIUK ini yang sudah terdaftar merknya di HAKI dan mempunyai Sertifikat HALAL


Dari literatur yang ada, kota lain yang mempunya produk kerupuk kerupuk kulit kerbau adalah Kendal dan Tulung Agung, akan tetapi Kendal mulai 1980 (https://regional.espos.id/sentra-rambak-kulit-kerbau-di-kendal-berdiri-sejak-1980-an-ini-sejarahnya-1901682)  dan Tulung agung mulai 1945 (https://sembung.tulungagung.go.id/gurihnya-makanan-khas-tulungagung-krupuk-rambak/)

Jadi, apakah ini berarti kerupuk kulit kerbau itu pelopornya dari Kudus?

 

Proses Pembuatan Kerupuk Rambak Kulit Kerbau

Pembuatan kerupuk rambak kulit kerbau memerlukan keterampilan khusus dan waktu yang cukup lama. Kulit kerbau yang digunakan harus dipilih dengan hati-hati, dibersihkan, direbus untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang menempel, lalu dipotong kecil-kecil. Setelah itu, kulit kerbau yang sudah dipotong dibiarkan mengering sebelum digoreng dalam minyak panas hingga menjadi kerupuk yang renyah dan gurih. Karena proses pembuatan yang memerlukan keterampilan tinggi dan ketelatenan, tidak banyak keluarga yang masih melanjutkan produksi kerupuk rambak kulit kerbau hingga kini. Salah satunya adalah keturunan keluarga Hardiwijoyo yang sampai sekarang diteruskan oleh generasi ke -4 nya untuk terus menjaga kelangsungan usaha ini dengan semangat melestarikan tradisi kuliner Kudus.

Kerupuk Kulit Kerbau: Pelengkap Hidangan Khas Kudus

Kerupuk rambak kulit kerbau kini menjadi pelengkap yang tak terpisahkan dari hidangan khas Kudus. Berbagai masakan khas Kudus, seperti soto kerbau, pindang kerbau, dan nasi gandul, sering kali disajikan bersama kerupuk rambak kulit kerbau sebagai teman makan yang pas. Selain itu, kerupuk kulit kerbau juga banyak dijual di toko oleh-oleh khas Kudus, baik dalam bentuk mentah yang belum digoreng maupun yang sudah digoreng siap makan. Meskipun kerupuk rambak kulit kerbau tidak sepopuler jenang Kudus, makanan ini tetap menjadi simbol dari keberagaman kuliner dan kearifan lokal yang ada di Kudus.

Kerupuk Rambak di Indonesia: Sebuah Warisan Kuliner Nusantara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun