Mohon tunggu...
M Munawir
M Munawir Mohon Tunggu... Guru - Menjadikan Hidup Lebih Bermakna

Guru Di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta,

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pilkada dan OUTLET 23

10 Oktober 2024   15:07 Diperbarui: 10 Oktober 2024   15:13 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANTUL, Kamis, 10/10/2024, Pemilihan kepala daerah atau PILKADA sebagai ajang pesta demokrasi biasanya dipenuhi dengan janji-janji manis. Calon bupati berlomba-lomba mengeluarkan retorika penuh gula untuk menarik simpati calon pemilihnya.

Berbagai macam cara,  bim salabim asal jadi, sering umbar janji -- janji manis, jauh dari rasa pahit, tebar pesona mulai  dilakukan oleh para pemain politik jelang Pilkada ini.

Kampanye politik sering kali menjadi ajang pertunjukan kata-kata manis. Para calon bupati berusaha menarik simpati masyarakat dengan berbagai janji perubahan dan perbaikan.

Mulai dari infrastruktur yang lebih baik, pelayanan publik yang lebih efisien, hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun, seringkali hal tersebut hanya dijadikan tangga untuk meraih kekuasaan.

Apakah kita, sebagai rakyat yang kritis, hanya akan menerima semua itu dengan tangan terbuka tanpa pertanyaan?

Outlet 23

Keberadaan toko minuman keras Bernama Outlet 23 di Yogjakarta semakin tumbuh subur yang mulai meresahkan warga sekitar.

Dilansir dari media onlie, Outlet 23 merupakan badan perseorangan yang melaksanakan jula beli minuman beralkohol perusahaan ini berkantor pusat Jl. Affandi No.23, Karang Gayam, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Usaha miras ini tersebar di berbagai wilayah DIY Sleman, Kota madya dan Bantul.  

Masyarakat umumnya sudah resah dan menolak outlet 23 tersebut, terlebih lagi dengan makin maraknya kriminalitas, fenomena klitih, perkelahian. Terlebih jogja sebagai kota pelajar.  

Namun apa daya sampai saat ini belum ada tindakan nyata dari para pemegang kebijakan dan penegak aturan.

Harapannya , pada pilkada ini akan melahirkan para kepala daerah yang mempunyai komitmen untuk memeragi peredaran miras yang mempunyai efek domino yang sangat banyak.

Walaupun kayaknya pesimis, karena belum terbaca dari visi misi, baliho ataupun orasi dari para kandidat .

Belum ada calon yang berjanji dan mempunyai keberanian untuk menghentikan peredaran miras secara terbuka di Yogyakarta.

Semoga ada kandidat yang mau pemberani membikin kontrak dengan masyarakat untuk melarang peredaran miras dan menutup outlet 23 dan sejenisnya. Harapan Masyarakat seperti tertuang dalam lyric lagu berikut.

Tegakkan hukum setegak-tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun