Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada orang dewasa. Anak-anak pun tidak luput dari masalah ini.
Ini setidaknya dari pengamatan terhadap anak saya sendiri. Mungkin karena terbatasnya keleluasaan mereka untuk beraktivitas di luar rumah.
Kedua anak saya bisa dikatakan jarang berinteraksi dengan dunia luar, sebagain besar waktunya dihabiskan didalam rumah selama pandemi ini. Mereka kehilangan suasana bermain dengan teman disekolah maupun teman di rumah.
Televisi dan smartphone menjadi teman akrab dalam kesehariannya,yang mereka gunakan untuk mengerjakan tugas selama pembelajaran daring dan juga sebagai sarana bermain.
Adanya pemberitaan mengenai corona yang sangat intens memunculkan kecemasan pada mereka, karena mereka  belum bisa memahai sebuah informasi secara komprehensif.
Maka tak heran jika kondisi tersebut membuat mereka mengalami stres yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku.
Kami mencoba bertanya kepada teman teman yang mempunyai anak usia SD, jawaban mereka juga sama, pengamatan sekilas mereka mengatakan terjadi perubahan perilaku terhadap anaknya.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan terhadap anak kami sendiri, terlihat adanya perubahan sikap dan perilaku karena perubahan kebiasaaan di masa pandemi ini antara lain:
Gangguan Tidur
Kebiasaan tidur mereka berubah, mereka menjadi sulit untuk tidur di malam hari, sebaliknya, untuk bangun pagi jauh lebih sulit.
Mereka kadang terbangun di malam hari dan nampak wajah yang muram.
Perubahan Pola Makan
Perubahan jam sarapan pagi yang biasanya sebelum jam 7 berubah menjadi sarapan di waktu agak siang. Porsi makanpun menjadi bertambah dengan intensitas yang lebih sering. Menu makanpun minta disesuaikan dengan keinginan mereka.
Perubahaan Mood
Konon anak yang lagi mengalami stres akan mengakibatkan perubahan suasana hati. Anak saya nomer 2 cenderung berubah menjadi temperamental dan mudah marah untuk hal sepele.
Sedangkan anak perempuan yang pertama menjadi mudah menangis dengan perkara yang sepele juga.
Tak hanya itu, mereka juga jadi cenderung kehilangan minat dalam mengerjakan tugas atau kegiatan lain yang sebelumnya ia gemari.Â
Terlihat adanya kemunduran kemampuannya dan kedewasaannya.
Banyak Bertanya
Saat dilanda kecemasan, terlihat mereka menjadi lebih banyak mengajukan pertanyaan, seputar corona. Mungkin untuk memastikan akurasi berita atau kabar yang mereka dapat dari media.
Cenderung Lebih Manja
Kecemasan juga membuat mereka memiliki lebih manja dan berkeinginan untuk ditemani.
Menarik Diri
Pada waktu tertentu malah bersikap sebaliknya, mereka menarik diri dari kebersamaan keluarga dan menyendiri di kamar.
Maka dari itu kita sebagai orang tua memang harus cepat tangap supaya anak tidak berlarut-larut mengalami stres.
Diperlukan suasana yang nyaman dan kondusif di dalam keluarga.
Diperlukan pemberian informasi yang akurat untuk memahamkan situasi yang sedang di hadapi.
Harusnya pihak sekolah yang selama ini memiliki hubungan secara khusus kepada anak-anak, berperan lebih proaktif.
Para guru harus memberikan sapaan, memberikan ruang dan suasana agar mereka tetap bisa berkomunikasi antar siswa dan dengan guru.
Hal ini diperlukan sebagai bahan untuk pembuatan rencana pembelajaran yang akan datang, perlu dimengerti bahwa stress pada masa pandemi ini membuat anak mengalami kemunduran dalam hal kognitif maupun psikomotorik.
M. Munawir
Yogyakarta, 26 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H