Banyak siswa yang jenuh dan bosan ketika mengerjakan tugas, bisa jadi karena konten yang tidak menarik tadi. Belum lagi masalah semangat siswa yang tidak stabil karena tidak bersama teman temannya menjadi alasan tersendiri.
Biaya
Penyediaan gawai dan jaringan internet sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri bagi guru, orangtua dan siswa. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet dalam rangka pembelajaran daring menjadi melonjak dan ini tidaklah murah. Banyak diantara guru juga orang tua siswa yang tidak sanggup untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.
Terlebih akibat dampak pandemi Covid-19 ini, dengan menurunnya pemasukan dan daya beli masyarakat, tentu ini menjadi masalah tersendiri.
Upaya yang bisa dilakukan
Pembelajaran daring memang menjadi dilema bagi guru, siswa dan juga orang tua. Di satu sisi, menghadapi masa “new normal life” yang sebentar lagi akan dilewati, proses Pembelajaran daring kemungkinan masih akan dijalani sampai beberapa bulan kedepan.
Maka dari itu diperlukan persiapan bagi semua pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan.
Semua guru harus terus mengasah kemampuan dan kreativitasnya dalam menyajikan konten pelajaran yang bermutu dan menarik peserta didik.
Para orang tua juga harus belajar serta mengalokasikan waktu, sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran daring ini. Mereka harus benar-benar mendampingi supaya anak anak tidak terjebak dalam dampak negatif penggunaan gawai.
Pemerintah melalui sekolah harus memikirkan terhadap para siswanya yang tidak mempunyai peralatan ataupun karena sinyal internet yang lemah dan juga diperlukan subsidi bantuan akibat mahalnya kuota internet.
Apabila upaya upaya tadi dapat dilakukan secara maksimal, pastinya setelah pandemi akan terlihat akibat positif dari pembelajaran daring ini yang hal tersebut sebenarnya tututan dan kebutuhan di era digital saat ini.