Hal ini akibat ketidaksempurnaan dalam menguasai berbagai sarana pembelajaran daring.Â
Harusnya guru melakukan persiapan yang matang, contoh dengan membuat modul, atau  membuat konten video kreatif sebagai bahan pengajaran.
Dengan video kreatif peserta didik tentu akan lebih mudah memahami materi sebelum mengerjakan tugas yang akan diberikan oleh guru. Sehingga membuat siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran daring.
Orang tua
Pembelajaran secara daring memaksa orang tua untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar anak-anaknya yang masih pada tingkat dasar atau menengah pertama. Â Padahal kemampuan orang tua dalam mendampingi proses pembelajaran daring juga beragam.
Ramai beredar di media sosial yang menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya mereka harus menyediakan paket data internet, berbagi gawai dengan anaknya.
Karena banyak orangtua yang tidak siap akhirnya sering marah yang mendapatkan anaknya yang sulit diatur. Â Alih alih dapat mendampingi anaknya belajar tetapi malah membuat suasana di rumah menjadi kurang kondusif.
Disisi lain tidak semua orangtua mampu memberikan fasilitas teknologi kepada anak-anaknya sebagai sarana pembelajaran daring.
Siswa
Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga menjadi masalah tersendiri. Tidak semua siswa memiliki memiliki gawai atau laptop, jadi mereka harus berbagi dengan orangtuanya.
Kebanyakan siswa di tingkat dasar dan menengah pertama tidak terbiasa menggunakan gawai sebagai sarana pembelajaran. Disisi lain harus diakui bahwa belum meratanya jaringan seluler internet dan kalaupun ada sinyal, koneksi internet yang lemah/lemot.