“Tampaknya kau benar prajurit, lalu siapa yang sedang bersama putri Zalia, lebih baik kita bunuh saja” Perintah Dohard
Karena El berfikir itu adalah salahsatu kesempatan terbaiknya untuk mengungkapkan sesuatu, maka El pun menghiraukan suara ledakan yang baru saja ia dengar dan melanjutkan percakapannya dengan Zalia.
El pun menjawab pertanyaan Zalia,
“Iya Zalia, sudah lama aku…..” Jawab El
Tetapi na’as bagi El, sebelum ia menyudahi perkataanya, ada sesuatu yang meluncur ke arahnya dari belakang.
“Aaaaarrgrgghhhh….” Teriak El kesakitan
Ternyata sebuah panah telah menancap tepat mengenai punggungnya. El pun jatuh tersungkur ke tepi danau dan kemudian tak sadarkan diri. Karena panik Zalia berlari ke sekitar untuk mencari bantuan. Sialnya ia malah menemukan malapetaka lainnya, ia bertemu dengan prajurit Dungra.
“Kenapa prajurit dari kerajaan Dungra bisa ada disini ?!” Tanya Zalia.
“Lihatlah ke sekitarmu, Kerajaan Tavia telah hancur kami serang,” Jawab prajurit tersebut
Dan benar saja, pasukan kerajaan Dungra sudah menyerbu masuk ke pusat kerajaan. Banyak korban yang tak terhindarkan. Canda tawa berubah menjadi jerit tangis dalam waktu semalam. Penyerbuan yang dilakukan kerajaan dungra membuat kerajaan Tavia kewalahan.
Gemuruh petir seakan mengelilingi kerajaan Tavia saat itu. Zalia tak kuasa menahan tangis melihat keadaan kerajaan Tavia ditambah kejadian barusan yang menimpa El. Kemudian Zalia pun dibawa oleh pasukan Dungra untuk dibawa ke istana kerajaan Dungra.