Kedua, biaya pendidikan dokter yang dirumorkan cukup tinggi. Akibatnya, hanya sedikit orang saja yang bisa mendaftarkan diri memasuki Fakultas Kedokteran. Sebab, mereka yang orangtuanya memiliki tingkat ekonomi bagus yang bisa memasuki Fakultas Kedokteran, dan sebagiannya adalah anak-anak dokter.
Belum lagi, soal banyaknya Fakultas Kedokteran yang tutup operasionalnya karena berbagai alasan administratif dan syarat-syarat yang tidak terpenuhi dalam penyelenggaraan program studi kedokteran.
Ini belum lagi soal dokter spesialis yang jumlah dan persebarannya tidak merata. Sehingga penanganan pada keluhan-keluhan khusus tidak bisa segera ditangani para dokter spesialis.
Ketiga, sebagai turunan dari dua persoalan di atas, mengenai akses kesehatan yang masih belum merata di berbagai wilayah Indonesia.
Akses ini tidak saja mengenai jarak dan alat transportasi yang masih susah untuk menuju fasilitas kesehatan, melainkan juga ketiadaan dokter, dan tenaga kesehatan yang lain.
Belum lagi aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, yang membutuhkan desain fasilitas kesehatan secara khusus. Misalnya, perlu tersedianya juru bahasa isyarat untuk layanan kepada disabilitas tuli, pendamping bagi disabilitas netra, intelektual dan mental, dan bidang miring, sarana toilet yang luas bagi pengguna kursi roda dan kruk.
Dalam mewujudkan semangatnya itu, IDI setidaknya harus menyelesaikan tiga isu strategis dalam mencapai Indonesia sehat, membersamai rakyat dalam menghadapi Covid-19, menghindarkan anak-anak dari berbagai banyak sebagai dampak dari konsumsi obat kimia, menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).Â
Dan lebih penting dari itu semua, bagaimana para dokter memgubah mind set saat memberikan layanan kepada warga masyarakat, mereka tidak sedang menolong, melainkan mewakili negara memenuhi hak kesehatan yang menjadi bagian utama dalam hak-hak asasi manusia
IDI tentu tak bisa menyelesaikan tiga persoalan prioritas ini dalam mewujudkan semangatnya mengabdi untuk rakyat. Ini membutuhkan good will dari pemerintah, dan upaya-upaya perguruan tinggi, termasuk menurunkan biaya yang dirumorkan mahal untuk mengikuti pendidikan kedokteran.
Dirgahayu IDI .....Â