Secara teknis, struktur penulisan menurut ST Kartono, paragraf awal menceritakan masalah yang dihadapi penulis. Dalam bagian ini, menurutnya tak perlu panjang, cukuplah tiga paragraf.
Strultur selanjutnya evaluasi/refleksi. Penulisan melakukan evaluasi terhadap fakta yang dihadapi, mengembangkan analisis kritis dengan tajam. Proses ini juga bisa disebut sebagai narasi tentang hasil refleksi penulis terhadap kenyataan yang ada itu.
Tahap terakhir, penulis menawarkan solusi. Pada bagian ini, seorang penulis menyampaikan gagasan-gagasan cemerlangnya terkait dengan fakta atau pengalamannya.
"Perlu diingat, selalu membatasi satu topik dalam setiap tulisan. Fokus dan dalam," katanya.
Mengenai syarat utama dalam mengasah keterampilan menulis, bukan hanya melatih terus menerus menulis, melainkan harus membaca. Seorang penulis bisa membaca pengalamannya sendiri, pengalaman orang lain, dan membaca buku.
"Ini pisau bedah mengolah pengalaman," ujarnya.
Sementara itu, Kelik Purwandaru, Ketua Perdikan mengatakan Workshop ini bertujuan untuk mengajak guru-guru membagi pengalamannya.
"Pemaknaan atas praktik baik yang tertulis dan disebarluaskan akan menjadi pengetahuan yang bermanfaat," ucapnya.
Praktik baik yang sudah dilakukan oleh guru dan tidak ditulis hanya akan menjadi catatan peristiwa personal, tidak direfleksikan dan dimaknai.
Menurut Kelik, yang juga guru di SMA N Bandongan, Magelang, berdasarkan pemahaman dan semangat itu, Perdikan menginisiasi penerbitan tulisan pengalaman, praktik baik melalui kegiatan penulisan buku bagi guru.