Mohon tunggu...
Mukhotib MD
Mukhotib MD Mohon Tunggu... Penulis - consultant, writer, citizen journalist

Mendirikan Kantor Berita Swaranusa (2008) dan menerbitkan Tabloid PAUD (2015). Menulis Novel "Kliwon, Perjalanan Seorang Saya", "Air Mata Terakhir", dan "Prahara Cinta di Pesantren."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Kontekstual, Alternatif Model Pendidikan Karakater Anak

25 Juli 2022   13:10 Diperbarui: 25 Juli 2022   13:18 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media seni hasil produksi peserta didik ini akan ditonton bersama dengan ekosistem sekolah, dan masyarakat luas. Sehingga kemanfaatan temuan mereka akan semakin banyak juga penerima manfaatnya. Saat proses nonton bersama ini, mereka yang hadir boleh memberikan komentar dan catatan kritis terhadap hasil karya peserta didik. Selain tentu saja sebuah apresiasi atas keberhasilan peserta didik dalam memproduksi pengetahuan dan keterampilan baru.

Prasyarat

Pelaksanaan pendidikan kontekstual membutuhakan beberapa prasyarat utama sehingga akan bisa berhasil dengan baik. Pertama, perubahan paradigma pendidikan. Para penyelenggara pendidikan tidak bisa lagi melihat pedidikan sebagai proses transfer pengetahuan dari guru ke murid, dan menganggap murid sebagai indiidu yang kosong seperti kertas putih (teori tabula rasa). Paradigma itu harus digeser, seperti yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara (Tentang Pendidikan, 1953), pendidikan merupakan proses pendampingan peserta didik untuk bisa tumbuh dan mencapai kodratnya dengan cara yang menyenangkan, metode yang menggembirakan.

Kedua, berkembangnya sumber-sumber pembelajaran baru. Dalam pendidikan kontekstual, sumber pembelajaran menjadi meluas tidak hanya buku teks dan guru, melainkan juga masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekitar tempat belajar peserta didik. Sumber pembelaran juga bisa video, poster, seni panggung, cagar budaya (misalnya, candi dan bangunan bersejarah lainnya), dan juga alam semesta: flora dan fauna.

Ketiga, melakukan transformasi peran guru. Guru tidak lagi hanya berperan sebagai guru yang mengajardi depan kelas, keluar dari kelas sudah bebas tugas. Dengan pelaksanaan pendidikan konteksual, guru bisa berperan sebagai fasilitator, mentor, konsultan, teman belajar, dan bisa saja berperan sebagai coach. Guru harus benar-benar memahami perannya saat bersama peserta didik, kapan ia harus berperan sebagai konsultan, kapan berperan sebagai mentor, dan kapan harus berperan sebagai coach.

Keempat, pemanfaatan perkembangan teknologi sebagai bagian dari pelaksanaan atau praktik pendidikan. Guru-guru harus mulai memperlajari berbagai software dan aplikasi yang bisa mendukung pembalajaran, misalnya, memanfaatkan platform video sebagai sumber pengetahuan, menggunakan perpustaan online untuk menemukan referensi-referensi yang sesuai, dan juga dokumen lain, seperti infografis, poster, hasil temuan riset, dan kertas kerja.

Kelima, melakukan evaluasi 360o, yaitu sebuah proses evaluasi yang melibatkan semua stakeholder yang berada dalam ekosistem pendidikan, termasuk masyarakat di sekitar tempat tinggal dan tempat belajar peserta didik. Evaluasi ini, setiap aktor akan mengevaluasi semua orang, dan juga diealuasi oleh semua orang.

Begitulah, dengan pendekatan pembelajaran kontekstual seperti ini, peserta didik akan merasa bergembira dalam proses belajar, mendapatkan manfaat yang penuh dari pembelajarannya, mampu melakukan penelitian, mampu memproduksi pengetahuan baru, dan mempresentasikannya karyanya di depan publik.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun