Setelah membahas penyebab terjadinya fenomena flexing, kita akan membahas mengenai dampak fenomena flexing pada remaja. Â Dampak ini terbagi menjadi beberapa aspek kehidupan, Yaitu:
- Dampak Sosial:
Fenomena flexing telah menciptakan perubahan sosial yang mencolok di kalangan remaja. Beberapa dampaknya antara lain:
a. Perpecahan sosial
flexing dapat menciptakan jurang sosial yang lebih dalam antara remaja yang mampu memamerkan kekayaan atau flexing dan mereka yang tidak. Hal ini dapat memperkuat ketidaksetaraan sosial dan menciptakan konflik dalam kelompok sebaya.
b. Pertumbuhan Kompetitif
remaja sering merasa perlu untuk bersaing dengan teman teman mereka atas kepemilikan barang-barang mewah atau pengalaman yang mereka bagikan di media sosial. Persaingan yang semakin ketat ini dapat mengganggu hubungan sosial yang seharusnya saling mendukung dan menyenangkan.
- Dampak psikologis
Fenomena flexing juga berdampak pada kesejahteraan mental remaja dalam beberapa cara:
a. Stres dan Kecemasan
Remaja yang terlalu fokus pada citra online, akan  mengalami stres dan kecemasan. Mereka merasa perlu untuk selalu menjaga citra yang sempurna di media sosial, yang memicu tekanan psikologis yang tidak sehat.
b. Gangguan citra diri
Perilaku flexing dapat mempengaruhi perkembangan citra diri yang sehat. Remaja mungkin merasa tidak cukup atau tidak mampu tanpa memiliki barang-barang mewah atau gaya hidup yang tampak glamor. Ini dapat berdampak negatif pada harga diri mereka.