Hasil survei Perpusnas juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 1 jam 37,8 menit per hari untuk membaca. Mereka membaca sebanyak lima kali per minggu, dengan membaca lima bahan bacaan setiap tiga bulan.Â
Meskipun begitu, perlu dicatat bahwa terdapat variasi dalam TGM antara wilayah di Indonesia. Yogyakarta memiliki TGM tertinggi, sedangkan Papua Barat memiliki TGM terendah.
Untuk mendorong minat baca dan tetap relevan di era digital, toko buku fisik dapat mengambil langkah-langkah tertentu, seperti:
Menawarkan pengalaman belanja yang unik. Toko buku dapat membedakan diri mereka dari pengecer online dengan menawarkan pengalaman belanja yang unik.Â
Ini bisa mencakup mengadakan acara dengan penulis, menyelenggarakan klub buku, atau memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi.
Berfokus pada pelayanan pelanggan. Toko buku juga dapat bersaing dengan pengecer online dengan fokus pada pelayanan pelanggan. Ini berarti bersikap ramah dan berpengetahuan, serta berusaha lebih untuk membantu pelanggan menemukan buku yang mereka inginkan.
Terlibat dengan komunitas. Toko buku juga dapat membangun basis penggemar yang kuat dengan terlibat dalam komunitas.Â
Ini dapat melibatkan mensponsori acara lokal, mendonasikan ke badan amal setempat, atau sekadar menjadi tempat yang ramah untuk orang-orang berkumpul.
Melalui upaya ini, toko buku dapat terus berkembang dan menyediakan nilai tambah yang tidak dapat ditemukan dalam pengalaman belanja online.Â
Masyarakat Indonesia perlu terus didorong untuk membaca, baik melalui akses ke toko buku fisik maupun melalui platform online.Â
Dengan memadukan kehadiran fisik dan keunggulan digital, kita dapat memenuhi kebutuhan minat baca yang semakin tinggi sambil tetap memperkuat budaya literasi di Indonesia.