Coping stress ke Alam?
Stres tidak muncul secara tiba-tiba saja. Dalam model stress Selye's General Adaptation Syndrome (Ogden, 2012) stres terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap Alarm (peringatan), Resistant (bertahan), dan Exhaustion (kelelahan).
- Tahap Alarm adalah saat hormon adrenalin melonjak di aliran darah, meningkatkan energi dan mempersiapkan diri untuk "menghadapi atau lari" (fight or flight) saat menghadapi stressor.
- Tahap Resistant adalah saat stres tidak teratasi sehingga hormon stres (kortisol) tinggi sehingga tubuh bersiap untuk menghadapi stress lebih tinggi lagi. Bila tahap ini terus berlanjut tanpa jeda maka akan membawa seseorang ke tahap stres berikutnya.
- Tahap Exhaustion. Tahap stres akhir ini terjadi akibat akumulasi stres yang tak teratasi, menyebabkan terkurasnya energi tubuh, kelelahan mental, emosi meningkat, burn out, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh yang membuat seseorang mudah terkena penyakit.
Perlu adanya coping terhadap stress yang muncul, Coping sendiri didefinisikan sebagai pikiran dan perilaku yang digunakan untuk mengelola tuntutan internal dan eksternal dari situasi yang dinilai sebagai stress, coping yang dapat dilakukan seperti melakukan kegiatan di alam atau kegiatan outdoor.Â
Kegiatan yang memanfaatkan berbagai media alam seperti aroma, pemandangan alam dan lain--lain dapat meningkatkan kekebalan tubuh manusia dan untuk meningkatkan kesehatan sekaligus cara diri untuk melakukan coping stress dari pekerjaan yang sangat memusingkan.
Kegiatan di alam yang dikenal sebagai Healing Forest atau terapi di hutan mulai mendapat perhatian masyarakat terutama pada pekerja yang membutuhkan ketenangan dan bersantai.Â
Makin dekat interaksi manusia dengan alam tentunya secara fisiologis dan psikologis manusia akan merasa makin nyaman (Sari, 2021), wisata hutan untuk terapi kesehatan ini terbukti memberikan hasil positif bagi kesehatan fisik dan psikis manusia pada pekerja dengan jam kerja lebih dari 8 jam.
Istilah healing forest mulai berkembang dan menjadi trend di dunia ditengah gaya hidup manusia yang mulai menganut konsep "back to nature" yang mana mereka meyakini rutinitas yang penuh kesibukan akan meningkatkan stress dan menurunkan imun tubuh sehingga alam akan membantu memulihkan (Aris Sanjaya, 2022).
Penilaian terhadap diri (apakah anda butuh me time?)
Untuk mengetahui apakah kamu butuh istirahat dari pekerjaan, maka dapat menjawab pertanyaan dari Job Stress Scale (JSS) (DeCotiis, 1983) berikut dengan menjawab YA/TIDAK untuk setiap pertanyaannya.
- Saya merasa gelisah atau gugup karena pekerjaan saya
- Bekerja di sini membuat saya sulit menghabiskan waktu dengan keluarga
- Pekerjaan yang diberikan kepada saya melebihi dari yang seharusnya
- Saya terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat kerja sampai melupakan hal-hal kecil
- Seringkali pekerjaan membuat saya melampaui batas kemampuan saya
- Bekerja disini tidak dapat menyisakan sedikit waktu untuk kegiatan lain
- Ketika saya berpikir mengenai pekerjaan, terkadang dada saya terasa sesak
- Saya merasa seperti menikah dengan pekerjaan
- Saya memiliki terlalu banyak pekerjaan dan terlalu sedikit waktu untuk melakukannya
- Saya merasa bersalah ketika saya mengambil cuti dari pekerjaan
- Saya terkadang merasa takut ketika telepon di rumah berdering, karena mungkin panggilan tersebut berkaitan dengan pekerjaan
- Saya merasa seperti tidak pernah memiliki hari libur
- Terlalu banyak orang yang setingkat dengan saya di kantor mengalami kelelahan karrena tuntutan pekerjaan
Jika anda menjawab YA sebanyak 6 atau lebih, mungkin anda harus memikirkan untuk melakukan tindakan yang dapat mengurangi stress yang anda rasakan.Â
Tindakan yang dapat membawa dampak positif dan mengurangi ketegangan akibat stress kerja yang bisa berdampak pada kondisi fisiologis anda.Â