"Dia tidak pernah hadir dirapat tahunan warga." Ucap seorang warga.
"Dia tidak pernah berbakti di daerah ini." Ucap warga lainnya.
"Dia sombong!" Ucap warga yang lainnya lagi.Â
Akhirnya Imam Mushola dan para jemaah bersedia untuk menguburkannya. Acara pemakaman pun berlangsung. Acara pemakaman yang hanya dihadiri oleh Imam Mushola, para jemaah, dan keluarga Almarhum Mardi. Begitupun ketika Tahlilan. Selama tujuh malam ber-tahlilan, hanya Imam Mushola, para jemaah, dan keluarga Almarhum Mardi yang ikut serta.Â
Seminggu sudah semenjak Mardi meninggalkan dunia. Daerah itu kini tidak mempunyai lagi publik figur untuk dibenci. Kebencian masyarakat mulai memudar. Barisan paling depan di Mushola tempat Almarhum Mardi sembahyang pun kini ada yang menempati.Â
Sayangnya harta Almarhum Mardi masih berlimpah. Istri dan anak-anaknya mendapatkan warisan. Keluarga itu masihlah kaya raya! Kebencian masyarakat yang sudah mulai memudar itu, mulai terbangkitkan lagi. Almarhum Mardi bukan hanya mewarisi harta yang berlimpah untuk istri dan anak-anaknya. Kebencian masyarakat yang berlimpah ternyata ikut terwariskan untuk istri dan anak-anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H