Mohon tunggu...
Muhammad Khoirun Nizam
Muhammad Khoirun Nizam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Khoirun Nizam, bisa di panggil Nizam Seorang pemuda asal Desa Takerharjo, Solokuro, Lamongan yang lahir pada 01 Februari 2002. Anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis Pernah menempuh pendidikan formal maupun non formal yaitu TK Bustanul Athfal Takerharjo, MI Muhammadiyah 03 Takerharjo, MTs Muhammadiyah 07 Takerharjo, MA Muhammadiyah 08 Takerharjo, dan Pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Al- Basyir Karangsawo, Sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Yang berkonsentrasi di Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam. Sekarang Penulis sedang melukis tinta kenangan saat berproses menjadi mahasiswa dengan mengikuti beberapa kajian-kajian dan mencari ilmu baru yang bermanfaat. Penulis mempunyai motto hidup “TETAP LAPAR, TETAP BODOH”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

IMM: Kesadaran Rapuh Mahasiswa Runtuh (BAB I)

15 Juli 2024   19:33 Diperbarui: 19 Juli 2024   10:35 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurangnya Pemahaman Politik: Kurangnya pemahaman politik yang memadai dapat membuat mahasiswa merasa tidak mampu untuk terlibat dalam proses demokrasi. Mereka tidak tahu bagaimana cara menyuarakan pendapat mereka dan bagaimana cara mempengaruhi kebijakan publik.

Individualisme: Individualisme yang marak di masyarakat dapat membuat mahasiswa fokus pada kepentingan pribadi dan tidak peduli dengan masalah sosial. Mereka merasa bahwa mereka tidak perlu terlibat dalam kegiatan sosial karena itu hanya akan membuang waktu dan tenaga mereka.

Apatisme politik dan sosial merupakan ancaman bagi demokrasi dan kemajuan bangsa. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk membangun kesadaran politik dan sosial dan terlibat aktif dalam membangun bangsa.

Dampak Apatisme Politik dan Sosial

Apatisme politik dan sosial dapat berdampak negatif bagi mahasiswa dan masyarakat secara keseluruhan. Dampak-dampak tersebut antara lain:

Lemahnya Demokrasi: Apatisme politik dapat membuat demokrasi menjadi lemah dan tidak efektif. Ketika mahasiswa tidak terlibat dalam proses demokrasi, suara mereka tidak didengar dan kepentingannya tidak terwakili.

Kurangnya Inovasi dan Kreativitas: Apatisme sosial dapat membuat masyarakat menjadi statis dan tidak inovatif. Ketika mahasiswa tidak peduli dengan masalah sosial, mereka tidak akan termotivasi untuk mencari solusi dan membuat perubahan.

Meningkatnya Konflik dan Kekerasan: Apatisme sosial dapat memicu konflik dan kekerasan. Ketika mahasiswa tidak peduli dengan orang lain, mereka lebih mudah untuk terlibat dalam perselisihan dan pertengkaran.

Membangun Kesadaran Politik dan Sosial

Membangun kesadaran politik dan sosial pada mahasiswa merupakan tugas penting bagi semua pihak, termasuk keluarga, sekolah, organisasi mahasiswa, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membangun kesadaran politik dan sosial pada mahasiswa:

Meningkatkan Pendidikan Politik: Pendidikan politik yang berkualitas harus diberikan kepada mahasiswa sejak dini. Pendidikan ini harus mengajarkan mahasiswa tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta tentang bagaimana cara terlibat dalam proses demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun