Mohon tunggu...
Muhammad Khoirun Nizam
Muhammad Khoirun Nizam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Khoirun Nizam, bisa di panggil Nizam Seorang pemuda asal Desa Takerharjo, Solokuro, Lamongan yang lahir pada 01 Februari 2002. Anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis Pernah menempuh pendidikan formal maupun non formal yaitu TK Bustanul Athfal Takerharjo, MI Muhammadiyah 03 Takerharjo, MTs Muhammadiyah 07 Takerharjo, MA Muhammadiyah 08 Takerharjo, dan Pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Al- Basyir Karangsawo, Sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Yang berkonsentrasi di Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam. Sekarang Penulis sedang melukis tinta kenangan saat berproses menjadi mahasiswa dengan mengikuti beberapa kajian-kajian dan mencari ilmu baru yang bermanfaat. Penulis mempunyai motto hidup “TETAP LAPAR, TETAP BODOH”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

IMM: Kesadaran Rapuh Mahasiswa Runtuh (BAB I)

15 Juli 2024   19:33 Diperbarui: 19 Juli 2024   10:35 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengaruh Budaya Populer: Budaya populer yang seringkali mempromosikan materialisme, hedonisme, dan individualisme dapat memicu krisis identitas dan kehilangan arah pada mahasiswa. Hal ini membuat mahasiswa terjebak dalam gaya hidup yang konsumtif dan tidak peduli dengan orang lain.

Lemahnya Peran Keluarga dan Masyarakat: Keluarga dan masyarakat yang kurang memberikan perhatian dan dukungan kepada mahasiswa dapat membuat mereka merasa kehilangan arah dan tujuan hidup. Hal ini dapat menyebabkan mahasiswa mengalami depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri.

Materialisme dan Hedonisme: Jerat Generasi Muda

Materialisme dan hedonisme merupakan dua ideologi yang berbahaya bagi generasi muda. Materialisme menekankan pada pentingnya harta benda dan kekayaan, sedangkan hedonisme menekankan pada kesenangan dan kenikmatan sesaat. Kedua ideologi ini dapat menjerumuskan mahasiswa ke dalam perilaku yang tidak terpuji, seperti korupsi, penipuan, dan penyalahgunaan narkoba.

Materialisme dapat membuat mahasiswa menjadi rakus dan tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka selalu ingin memiliki lebih banyak harta benda dan kekayaan, bahkan dengan cara yang tidak halal. Hal ini dapat menyebabkan mereka terlibat dalam korupsi, penipuan, dan pencurian.

Hedonisme dapat membuat mahasiswa menjadi terobsesi dengan kesenangan dan kenikmatan sesaat. Mereka selalu mencari cara untuk bersenang-senang, tanpa peduli dengan konsekuensinya. Hal ini dapat menyebabkan mereka terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan perilaku berisiko lainnya.

Lemahnya Nilai-nilai Moral dan Pancasila

Nilai-nilai moral dan Pancasila merupakan fondasi penting bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai ini mengajarkan kita tentang kejujuran, keadilan, gotong royong, dan toleransi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, nilai-nilai ini mengalami kemerosotan. Hal ini terlihat dari meningkatnya kasus korupsi, intoleransi, dan kekerasan di masyarakat.

Lemahnya nilai-nilai moral dan Pancasila dapat berdampak negatif pada mahasiswa. Hal ini dapat membuat mereka menjadi tidak jujur, tidak adil, tidak peduli dengan orang lain, dan mudah terprovokasi oleh ujaran kebencian.

Apatisme Politik dan Sosial: Hilangnya Semangat Juang

Kekecewaan terhadap Politik: Kekecewaan terhadap politisi dan partai politik yang korup dan tidak amanah dapat membuat mahasiswa enggan terlibat dalam politik. Mereka merasa bahwa politik adalah dunia yang kotor dan penuh dengan kebohongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun