Sebagai contoh, pendekatan mereka yang inklusif terhadap keberagaman bisa menjadi pelajaran berharga bagi dunia yang saat ini sering kali terpecah oleh isu-isu identitas. Kemalikussalehan mengajarkan kita bahwa kesalehan tidak hanya tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga bagaimana kita memperlakukan sesama manusia.
Penutup
Samudra Pasai mungkin tinggal dalam lembaran sejarah, tetapi nilai-nilai kemalikussalehan yang diwariskannya tetap hidup. Dengan memahami dan mengaplikasikan lima pilar tersebut, kita bisa menciptakan kehidupan yang lebih bermakna, baik secara individu maupun kolektif.
Di era modern ini, mari kita jadikan semangat kemalikussalehan sebagai panduan. Sebab, sebagaimana ajaran Islam yang menyeluruh, nilai-nilai ini tidak hanya untuk masa lalu, tetapi juga untuk masa kini dan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H