Ini hanyalah film yang mungkin saja di dunia nyata tidak demikian. Hingga saya teringat salah seorang kerabat yang juga mengalami hal yang serupa. Istrinya wafat karena sakit, dan meninggalkan tiga buah hati yang masih kecil. Sang suami bertekad untuk membesarkan tiga anaknya. Dia begitu sabar menghadapi dua anak perempuan dan seorang anak lelaki.Â
Saya tidak bisa bayangkan bagaimana mereka melewati hari-hari sulit pasca kematian sang ibu. Tapi yang jelas kini ketiga anak itu tumbuh dewasa dan berbakti kepada orang tuanya. Sang kerabat ini pun menikah lagi ketika anak-anak itu sudah besar dan mampu mengurus diri sendiri.
Film adalah refleksi realita, dan saya menjadi yakin di luar sana masih banyak para orang tua tunggal yang hebat dan mampu membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran pasangan. Ini bukan berarti membesarkan anak sendirian lebih baik.Â
Jika anda mengalami hal ini dan bertekad untuk membesarkan anak sendirian, belajarlah menjadi orang tua tunggal. Sebab jika kita menyiapkan diri untuk itu, lalu banyak hal tak terduga yang dihadapi, setidaknya dengan persiapan yang ada sudah mampu menyelesaikan setengah permasalahan.
Film ini juga bukan untuk orang tua tunggal saja, tapi juga khusus kepada para ayah yang diharapkan mampu terlibat penuh dalam pengasuhan anak. Sebab keterlibatan ayah dalam mengurus anak dari bayi hingga dewasa akan berdampak positif bagi pertumbuhan sang anak.
Ayah harus punya keterampilan mengurus bayi, memandikan, memakaikan popok, dan bermain bersama anak. Selain bermanfaat bagi anak, tentu saja akan menambah cinta dari sang istri. Â