Hujan
Oleh Muhammad Julijanto
Di depan rumahku aku tertegun melihat hujan turun sepanjang hari
Aku bersyukur ketika hujan lama dinanti oleh masyarakat
Mereka mengeluh hawanya panas, beraktivitas terasa melelahkan di bawah terik matahari
Sementara kini hujan sepanjang hari, matahari malu menampakan dirinya, mendung menyelimuti sepanjang hari ini,Â
Reda hujan sebentar gemuruh guntur dan mendung Kembali, akhirnya hujan turun lagi.
Hujan turun tik tik bunyi hujan, namun tidak seperti biasanya bunyi deras hujan yang terus mengalir sepanjang hari,Â
Hujan jatuh di tempayan, berseri-seri anak-anak bermain di halaman rumah, melewati hujan bersama kawan-kawannya,Â
Bermain sepak bola dengan bola plastik yang lentur dan ringan ditendang melayang berat diguyur hujan
Hari ini aku terus bersyukur atas karunia yang terlimpah
Di depan rumahku suasana sejuk seperti di Villa puncak bukit, suasana asri diiringi deras air hujan mengalir,Â
Saatnya panen air hujan membuat Biopori, menyemai bibit, menyiapkan lahan para petani bercocok tanam agar hasil produksi yang maksimal.
Belum terbayang masa yang akan datang akan menjadi apa?
Pada saat itu yang ada adalah menikmati kegembiraan, menikmati kemerdekaan,Â
Menikmati masa kanak-kanak, bermain bermain dan terus bermain bersama kawan-kawan mempereratÂ
Persatuan mempererat kebersamaan tidak ada sekat di antara mereka
Di depan rumahku terbayang 50 tahun yang lalu aku berlari-lari bersama teman-teman bermain di Tanah Lapang,Â
Bermain di pematang sawah di bawah guyuran air hujan,Â
Bersendaugurau bersama teman-teman sebaya menikmati masa tumbuh kembang anak.
Tidak ada lelahnya bermain dan bermain lagi
Eksplorasi potensi, kesempatan dan menemukan keasyik setiap permainan,Â
Bahkan menemukan pembelajaran yang bermanfaat untuk kehidupan.
Hujan turun syukur aku atas karuniaNya.
Griya Cipta Laras, 30 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H