Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kearifan Lingkungan: Sampah dan Lingkungan yang Clean

16 Maret 2024   00:15 Diperbarui: 16 Maret 2024   00:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan Peduli Sampah. Dokpri

Al Quran dan sunnah secara bersama-sama telah memberikan perhatian yang mendalam terhadap masalah lingkungan. Perhatian ini tentu  sangat menarik untuk diketahui oleh para peneliti yang obyektif.

Al Quran berkali-kali melarang manusia agar tidak merusak ciptaan Allah di bumi. Sebab semua itu dijadikan bukan hanya untuk mereka, tetapi juga untuk generasi-generasi selanjutnya, agar mereka dapat memanfaatkannya. Allah tidak senang pada perusakan dan pelakunya; baik perusakan berupa pengotoran, ketidakadilan, ataupun penyalahgunaan lingkungan dari tujuan penciptaannya. Perbuatan tersebut merupakan salah satu bentuk sikap kufur nikmat yang bisa mendatangkan siksa-Nya.

Sebagaimana contoh peristiwa yang pernah menimpa kaum 'Ad, kaum Tsamud, dan kaum-kaum lain setelahnya, "yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, mereka banyak menimbulkan kerusakan karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi" (Al Fajr : 11-14)

Di antara siksa Allah yang pernah menimpa mereka adalah hukuman yang diterima oleh penduduk negeri Saba'. Negeri ini dihuni oleh kaum yang tidak mau melaksanakan hak-hak tanahnya yang subur, air yang segar, dan kebun yang menghijau yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka. Mereka berpaling, membiarkan, dan tidak memanfaatkan sumber-sumber kenikmatan, Allah berfirman (Saba' : 15-17).

Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon atsi dan pohon sidr. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu) melainkan hanya kepada orang yang sangat kafir.

Perhatian Islam terhadap lingkungan luar biasa. Ketika jamaah haji melakukan ihram haji, supaya menghormati hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan mereka. Karena itu mereka dilarang membunuh binatang buruan dan memotong kayu yang ada di tempat tersebut. Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian membunuh binatang buruan ketika kamu sedang ihram".

Konteks hukum haram yang diberilakukan di kota Makkah (lingkungan yang dilindungi) juga berlaku untuk penduduk-penduduk lain. Karena itu mereka juga tidak dibenarkan membunuh hewan kecuali yang berbahaya dan tidak boleh memotong tanaman kecuali tanaman yang berbahaya.

Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir RA bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa di antara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang merusak tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai Hari Kiamat". (HR Muslim).

Oleh karena itu tanggungjawab seseorang tidak hanya terbatas kepada masyarakat manusia, tetapi juga kepada seluruh makhluk yang bernyawa. Bahkan meliputi pemeliharaan dan penjagaan benda-benda mati, amal sekitarnya.

Berbagai macam bencana yang muncul seakan merupakan peringatan Allah Swt, bahwa kita sebagai hamba telah mulai meninggalkan-Nya, kita mulai asyik dengan kehidupan duniawi, melupakan atau menyepelekan kewajiban-kewajiban sebagai makhluk ciptaan-Nya. Bahkan bukan saja melupakan kewajiban, tetapi kita sudah berani terang-terangan menentang berbagai syari'at-Nya.

Berbagai penyimpangan dan kejahatan mewarnai perjalanan tahun ini. Mulai dari kasus korupsi, pembalakan liar, penggundulan hutan, pornografi, dekadensi moral, dan lain-lain. Berbagai penyimpangan itulah yang semakin menjauhkan negeri kita dari keberkahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun