Siapa sih yang tidak ingin pergi ke tanah suci?
Oleh Muhammad Julijanto
Ibadah sebagai kewajiban setiap orang yang beriman akan mendorong pribadinya untuk memenuhi dan menjalankan apa yang menjadi syariat dan tuntunan ajaran agamanya.
Seberat dan seringan apapun yang menjadi persyaratan dan syarat rukunnya akan dilakukan sekuat dan semampu kemampuan yang dimilikinya karena itu yang menjadi suratan takdirnya
Ibadah adalah kebutuhan manusia untuk eksistensi dirinya di hadapan sang pencipta. Ibadah sebagai bukti Pengabdian atas eksistensi keberadaannya dalam kehidupan ini.
Ibadah bagi orang yang beriman seperti makan dan minum yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan tanpanya eksistensinya akan tidak berarti.
Banyak cara orang untuk bisa menunaikan ibadah Umroh yang memenuhi syarat rukun dan wajibnya. Dari persoalan kesehatan hingga persiapan keuangan yang cukup untuk perjalanan dan keamanan perjalanannya.
Setiap pribadi muslim tidak lengkap bila dalam perjalanan hidupnya Belum menunaikan ibadah haji dan umroh sehingga setiap diri mempersiapkan dengan sebaik-baiknya dengan perencanaan keuangan yang baik mengatur pendapatan dan pengeluaran secara lebih baik dengan melakukan menabung atau bekerja keras untuk bisa menunaikan ibadah haji dan umroh.
Sudah sering kita yang mengabarkan tentang orang-orang yang istimewa bisa menunaikan ibadah haji dan umroh dari yang orang biasa-biasa sampai orang yang luar biasa dengan segala usaha dan upayanya yang dilakukan
Itu semuanya karena panggilan dari Allah subhanahu wa ta'ala memilih hamba-hambanya yang terpilih untuk bisa menunaikan ibadah haji dan umroh
Ada yang karena ABIDIN atas biaya dinas ada yang karena usaha yang dia lakukan doa yang sungguh dan ketulusan menjadi orang yang terpilih karena effort yang telah dilakukannya
Tapi banyak juga cerita yang kita jumpai mereka yang bisa menunaikan Haji maupun Umroh dengan cara yang sangat tidak masuk akal secara kasat mata seperti kisah berikut ini.
Suatu ketika penulis berada di Mekah bertemu dengan seorang yang tidak menyangka bahwa dirinya bisa menunaikan ibadah Umroh. Dia bercerita bahwa dirinya adalah seorang tukang cukur sehari-hari dan pada waktu yang lain dia juga sebagai seorang petani penggarap tanah yang dia bisa menggarap tanah dari lahan yang dimiliki oleh seseorang dan membaginya bila panen tiba hasil dari panen yang dilakukan
Hasil kerjanya tidak cukup bila untuk membayar biaya Haji maupun Umroh dari persiapan maupun kepulangan ke tanah air karena dia mengaku bahwa pendapatannya untuk mendapat uang sehari Rp 50.000 saja dia harus bekerja keras membanting tulang namun qadarullah dia bisa menunaikan ibadah Umroh dengan segala kemudahan dan kelancarannya sangat tidak bisa dinalar Apa yang dia lakukan sehari-hari.
Suatu ketika Syahril nama samaran yang  mengungkapkan bahwa dirinya dipilih oleh Kepala Desa untuk berangkat menunaikan ibadah Umroh tanpa sepeser biaya yang dia keluarkan dan dia merasa heran.
Pada suatu hari dia diajak oleh Kepala desanya untuk mengumpulkan data-data KTP buku nikah dan kartu KK dan pada tanggal tertentu dia diajak untuk datang ke imigrasi untuk pemeriksaan pembuatan paspor.
Ketika ditanya oleh petugas di Imigrasi untuk apa dia membuat paspor dia jawab tidak tahu. Â Namun petugas justru memberitahu bahwa dirinya akan berangkat umroh karena data yang disampaikan berupa tiket perjalanan untuk menunaikan Umroh dari biro Umroh yang dilakukan.
Sesampainya di rumah dia sampaikan istrinya. Istrinya merasa bahagia Tetapi juga bingung untuk persiapan di kampung yang biasanya orang yang akan menunaikan ibadah Umroh maupun haji warga tetangga akan silih berganti bersilaturahmi mendoakan dan membawa bingkisan biasanya sembako dan lain-lain sementara.
Dia adalah orang yang tidak mampu Bagaimana menjamu para tamu yang datang mendoakannya.
Sampai hari yang ketiga sebelum keberangkatan belum punya sepeser uang pun untuk persiapan keberangkatan maupun kepulangan. Namun nasib sudah menjadi Suratan Takdir pada saat itu dia berharap dan pasrah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang terbaik bagi dirinya.
Pada hari itu Syahril keluar rumah dan bertemu dengan tetangganya yang membutuhkan uang segera untuk membiayai anaknya yang masuk pesantren dan temannya tersebut memasrahkan kepada Syahril untuk menjualkan tanah yang senilai Rp 140 juta dia bingung karena kebutuhan yang mendesak tersebut dan tanpa terbayang bahwa tanah seluas itu dengan nilai segitu. Apa mungkin dia bisa menjualkan di mana keterbatasan akses dan pengetahuan yang dia miliki.
Namun kalau itu sudah rezeki tidak akan kemana-mana tanpa disangka juga dia bertemu dengan seseorang yang juga sedang mencari sebidang tanah untuk diolah. Alhamdulillah Syahril bertemu dengan tetangganya pula yang lain yang baru saja pulang dari berlayar yang dia membutuhkan sebidang tanah untuk pertanian atau sebagai investasinya. Setelah bernegosiasi masalah harga akhirnya diajak lah dia kepada pemilik tanah untuk langsung bernegosiasi dan tawar-menawar.
Setelah bertemu dengan pemilik tanah antara calon pembeli dengan pemilik tanah terjadi negosiasi dan kesepakatan harga tetap pada harga Rp140.000.000 dan disepakati deal jual beli dan dari jual beli tersebut penjual sudah sepakat akan memberikan kompensasi 10% dari nilai jual maka, dia Syahril mendapatkan 10 juta rupiah yang itu sebagai ucapan terima kasih atas tercapainya kesepakatan jual beli.
Dengan terharu kembali pulang ke rumah menemui istrinya dan menyerahkan uang tersebut untuk segala kebutuhan dan keperluan keberangkatan maupun kepulangan dari menunaikan umroh
Di Baitullah dia Syahril betul-betul terharu dan menangis sangat bahagia karena tidak menyangka dia bisa menunaikan ibadah Umroh dengan segala kemudahan dan tanpa tahu dari mana sumber yang dia dapatkan
Itulah kekuasaan Allah SWT bila sudah mentakdirkan untuk memanggil hamba-hambanya berkunjung ke Baitullah dengan berbagai cara dan upaya yang dilakukan dari yang rasional sampai yang irasional
Ada juga cerita yang lain seseorang bisa menunaikan ibadah Umroh atau haji karena sebagai suatu wujud dari komitmen yang kuat di dalam hatinya dirinya dan dimampukan oleh Allah dengan berbagai cara seperti dia mendapatkan hadiah dari lembaga atau yayasan yang dia tekuni dan bekerja di sana.
Ada juga mereka yang mendapatkan hadiah sebagai prestasi belajar, suatu ketika Imam sebut namanya singkat adalah mahasiswa yang tekun dan cerdas, bahasa Arab dan Inggris cas cis cus lancar, hingga mengantarkan kuliah tercepat, tertinggi indeks prestasinya.
Dalam kunjungan Menteri Agama RI Kabinet Pembangunan IV. Menag Tarmidzi Tahir mengajak dialog dengan civitas akademik termasuk mahasiswa, maka giliran Imam mengajukan pertanyaan yang memukau perhatian Menag yang akhirnya memberikan apresiasi biaya ibadah Umroh secara Cuma-Cuma.
Begitulah cara Allah Swt memanggil hamba-hambaNya terpilih ke Baitullah Makkah dan Madinah.
Hingga saat ini data jawapos.com. 2 September 2023 "Menyatakan sepanjang 2023 hingga bulan Agustus, jumlah jemaah Umroh dari Indonesia tercatat sebanyak 808.301 orang". "Tidak menutup kemungkinan hingga Desember nanti, jumlah jemaah Umroh dari Indonesia tembus satu juta orang". "Data jumlah jemaah Umroh terbanyak terjadi lada bulan Maret lalu, yaitu sebanyak 185.737 orang".
Alhamdulillah segala puji hanya Teruntuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memperjalankan dan memanggil hamba-hambanya untuk datang ke Baitullah menunaikan ibadah haji maupun Umroh atas nikmat yang engkau anugerahkan. Itulah sekilas orang-orang yang dipanggil Allah Swt. Masih banyak lagi kisah-kisah Syahril dan Imam yang lain yang belum diangkat media. (Muhammad Julijanto).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H