Saya yakin setiap tokoh pemimpin itu sudah memberikan contoh yang baik cuman kadang-kadang memang istilahnya pengikutnya itu karena pemikirannya tidak sama jadi punya pemikiran masing-masing yang ingin memperjuangkan ingin mengumpulkan apa pemimpin yang diidolakan para pengikut itu di media sosial itu menggunakan akun menyamar ya tidak nama yang sesungguhnya.
Apakah itu robot?. Apakah itu manusia sesungguhnya itu sebenarnya manusia yang mungkin didanai oleh beberapa orang yang mungkin bahasa itu sendiri bisa menguntungkan dalam Pemimpi tersebut dan juga bisa merugikan karena kita juga nggak tahu ya politik Kita harusnya yang jernih
Yang baik yang lurus yang bersih Nah seperti itu tapi kan namanya orang kan macam-macam diri kita bagaimana
Cara kita menghilangkan, menghindari dari mengolok-olok orang lain di media sosial itu saya merasa geram dengan perilaku orang-orang yang di media sosial itu
Jadilah contoh yang baik untuk diri sendiri dulu, tapi sekarang kita juga penting untuk orang lain. karena kita pandang semuanya marilah kita menjadi apa namanya yang pengikut atau pendukung yang cerdas pendukung yang baik.
Padahal Dia sendiri itu lebih borok, maka biasanya dalam ungkapan lain, orang yang dijelek-jelekkan itu, belum tentu lebih jelek daripada orang yang menjelekkan. Islam memberikan panduan agar setiap orang itu tidak boleh mengolok-olok orang lain dengan ungkapan-ungkapan kata-kata itu sama-sama agar tidak saling menyerang dan berkonflik.
Bisa menciptakan pemimpin yang benar-benar kita harapkan, kesalahan orang lain itu lebih nampak daripada kesalahan diri sendiri. Gajah di depan mata tidak terlihat, sementara semut di seberang lautan terlihat nyata. Itulah manusia yang ditutupi oleh hawa nafsu selalu berpikir negatif dan tidak bermutu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H