Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Skripsi, Monumen Intelektual Seorang Sarjana

18 Mei 2023   07:25 Diperbarui: 20 Mei 2023   00:12 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mengumpulkan bahan-bahan untuk skripsi, saya menempuh beberapa cara di antaranya adalah ketika saya membaca buku maka saya buat beberapa kutipan yang saya Tuliskan di kartu seperti kartu nama. 

Satu paragraf yang saya kutip terkait dengan ide pokok yang relevan dengan skripsi, kemudian saya tulis sumber halaman buku judul artikel yang ada. Dari semua kartu yang saya miliki tentang tema-tema skripsi, lalu saya susun menjadi narasi dan saya kembangkan paragrafnya menjadi kalimat dan paragraf yang sempurna dan enak dibaca.

Saat itu saya masih menggunakan mesin ketik merek Brother dan pada saat itu awal-awal perkembangan komputer yang jadul dengan program WS. Kemudian tempat penyimpanan berupa disket dan ketika membaca itu juga waktunya lama sehingga bila ide itu berkembang dari dalam pikiran tidak bisa segera untuk dituliskan dengan cepat karena memori yang ada di komputer sangat lambat.

Menulis apa pun, skripsi, tesis, disertasi termasuk tugas akhir semuanya kembali kepada penulisnya. Kemampuan mengelola emosi, fokus pada target dan menjaga stamina intelektual menjadi kunci keberhasilannya.

Skripsi akhirnya menjadi puncak tangga intelektual sebagai monumen yang membanggakan sekaligus sebagai starting point untuk melanjutkan pengembaraan intelektual. 

Skripsi menjadi kenangan indah monumen intelektual seorang sarjana, apa pun bentuknya dan lucunya hasil karya kita itulah perasan keringat dan cucuran air mata kehidupan yang membahagiakan.

Kesarjanaan awal memasuki universitas kehidupan yang sesungguhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun