Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mengokohkan Silaturahmi

6 April 2023   00:06 Diperbarui: 6 April 2023   00:06 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturrahmi Alumni IAIN Walisongo di Surakarta 1992-1993. Dokpri.

MENGOKOHKAN SILATURRAHMI

Oleh Muhammad Julijanto

Alhamdulillah segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala nikmat dan karuiaNya yang tak terhingga kepada kita sekalian. Semoga kita dapat memanfaatkan nikmat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, semoga kita bisa meneladani dan mengembangkan ajarannya dalam rangka membangun masyarakat yang lebih baik dan lebih mencerahkan kehidupan.

Tulisan ini akan mengungkapkan, Apa yang dimaksud dengan silaturrahmi?. Mengapa kita dianjurkan untuk mengembangkan silaturrahmi dalam kehidupan sosial? Apa himah yang bisa kita petik dari perjalanan silaturrahmi?

Sehebat apapun manusia, selalu membutuhkan dukungan orang lain, justru kehebatan orang-orang besar karena keberadaan orang-orang kecil. Sebuah bangunan megah menjulang tinggi tidak akan bisa berdiri kokoh tahan terhadap gempa dan hempasan badai topan. Kalau tidak disemen dan dirakit dengan satu kesatuan bersama butiran pasir, butiran kerikil, lembutnya semen, dan kemerciknya air dalam satu bingkai kebersamaan menjadi kekokohan.

Manusia sudah ditakdirkan sebagai makhluk sosial, yang hidup selalu bergantung kepada yang lain. Manusia selalu mencari komunitas dimana saja mereka bisa hidup. Sakalipun manusia terasing di luar komunitasnya...mereka tetap akan mencari komunitas mereka agar bisa berkembang dan tumbuh besar menjadi kekuatan tersendiri.

Demikian juga sebagai bangsa manusia membutuhkan wadah agar bisa optimal dalam menjalani kehidupan...menemukan kedamaian dan kebahagian bersama komunitasnya...menemukan indahnya hidup karena bisa berbagai...keberadaannya diakui...keberadaanya terasa manfaatnya bagi yang lain.

Allah Swt berfirman dalam surat An Nisaa' [4]: 1 ayat

--

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu".

Bila anak melihat sesuatu yang baru, maka anak akan segera bertanya tentang makna dan pengertian tentang hal yang baru di lihat, didengar, dan dirasakan kepada orang dewasa yang lebih tahu...sehingga anak akan membangun konsep dasar dalam alam pikirnya sesuatu dengan kosa kata yang dimiliki...semakin hari anak menambah pengetahuan baru dan wawasan baru tentang berbagai hal dalam lingkungan kehidupannya...mestinya orang dewasa juga demikian selalu menambah pengetahuan baru, menambah informasi baru yang berikaitan dengan bakat dan minat keahlian bidang yang menjadi kesukaannya, menambah wawasan keagamaan dengan berbagai pernik ilmu yang ada di sekitar masalah praktek ibadah dan pelaksanaannya di tengah kehidupan sosial.

Manusia dewasa juga dituntut untuk bisa menambah aset yang dimiliki, menambah jaringan sosial, jaringan media, jarisan ilmu yang dimiliki, jaringan persaudaraan baik dengan basis daerah, basis agama, basis komunitas, basis hobby, basis olah raga...yang itu semua akan nambah hubungan silaturrahmi dengan yang lain...semakin luas jaringan informasi jaringan rizkinya semakin terbuka lebar...orang yang mengembangkan silaturrahmi akan mendapatkan akses informasi yang luas, mendapatkan akses umur yang panjang, mendapatkan akses pasar yang lebih luas, sehingga meningkatkan pendapatan secara ekonomi, sehingga peluang bisnis bisa dikembangkan sedemikian rupa.

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi)". (Shahih Muslim No.4638).

Silaturrahmi menjadi kunci pergaulan...bila orang bisa memanfaatkan silaturrahmi dengan baik, maka yang bersangkutan akan mendapatkan tiga keuntungan sekaligus, yaitu...yang pertama, Allah akan membukakan akses yang luar biasa terhadap sumber-sumber rizki yang kita miliki, dengan silaturrahmi akan bertemu antara permintaan dan persediaan (Supplay and demand), secara teoritik ketika banyak permintaan, maka di situ terbuka peluang bisnis bisa dikembangkan, 

sebaliknya bila orang tidak bisa memanfaatkan silaturrahmi dengan berbagai unsur penopang pendukungnya...mereka akan terbatas akses jaringannya...semakin banyak cabang yang dibuka, maka peluang bisnis bisa semakin menggurita...keuntungan yang kedua...akan dipanjangkan umurnya...masalah umur ini menjadi misteri bagi manusia. Manusia dengan teknologi kedokteran maupun teknologi psikologi belum mampu mendeteksi secara pasti kapan kita tutup usia...ada beluluk yang jatuh, ada cengkir yang jatuh, ada kelapa muda yang jatuh, ada kepala tua yang jatuh, bahkan ada kelapa kering yang jatuh...belum tentu waktunya...itulah realitas usia. 

Ketiga,  di sinilah terkandung hikmah yang dalam tentang makna panjang umur...bisa bertemu dengan saudara, handai tolan, hidup yang paling indah adalah hidup dalam kebersamaan, saling asah, asih dan asus...sekalipun pekerjaan saya sebagai orang yang sering memfasilitasi orang untuk memisahkan hubungan keluarga ...namun saya selalu berpesan jangan putuskan silaturrahmi dengan sanak saudara, atau mantan suami atau mantan istri. Bila terpaksa bercerai.

Perpisahan boleh terjadi...tetapi permusuhan no...silaturrahmi digalakkan...Allah Swt memberikan modal kepada makhluknya dengan sifat kasih sayang..semua makhluk bisa berbagi dengannya...Allah Swt mempunyai 100 kasih sayang...yang diturunkan dan dianugerahkan kepada kita itu hanya satu dan yang 99 kasih sayang masih disimpan Allah Swt kelak akan diberikan kepada hambanya yang sholeh dan sholihah...sebagaimana ditandaskan dalam Hadis Qudsi.

Membantu tidak hanya yang berwujud dengan materi saja. Silaturrahmi yang ikhlas juga akan mendatangkan kebahagiaan tersendiri, karena mendapatkan perhatian dan kunjungan. Dengan silaturrahmi hati dan jiwa saya akan semakin mantap. Tidak ada beban yang mengganjal dalam diri. Dengan bertukar informasi otomatis kita akan mendapatkan informasi apa yang tidak kita ketahui. Dengan adanya silang informasi maka pengetahuan kita akan bertambah dari apa yang tidak kita ketahui menjadi bertambah pengetahuan yang baru dari hasil silaturrahmi yang kita lakukan. 

Silaturrahmi Dosen Fasya UIN Raden Mas Said Surakarta. Dokpri.
Silaturrahmi Dosen Fasya UIN Raden Mas Said Surakarta. Dokpri.

Sedekah tidak hanya berbentuk materi, tetapi muka yang manis, tutur kata yang santun menjadi sedekah yang berharga bagi orang lain, termasuk dalam berlalu lintas, memberi jalan kepada orang lain yang sedang melintas, memberi kesempatan orang yang lebih membutuhkan jalan agar segera sampai tujuan karena suatu uzur tertentu. 

Seperti memberi kesempatan kepada mobil jenazah atau ambulan yang membawa orang sakit agar segera sampai di rumah sakit yang dituju, merupakan sedekah bagi penggnuna lalu lintas. Menyingkirkan duri (benda-benda berbahaya) di tengah jalan yang sekiranya akan membahayakan dan menggaunggu lalu lintas merupan contoh sedekah yang praktis dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari.

Kerukunan menjadi modal yang sangat utama dalam setiap partisipasi masyarakat, kerukunan menjadi kebutuhan mutlak yang harus diciptakan, sebab konflik sering terjadi diakibatkan hilangnya rasa kerukunan di antara anggota masyarakat, sehingga setiap diri harus mengembangkan jiwa besar dan berpikir positif.

Dengan mengembangkan sikap berjiwa besar akan memberikan rasa yang saling membutuhkan dan menghormati keberadaan yang lain, bisa saling menahan amarah, baik yang ditimbulkan dari sikap yang tidak suka kepada yang lain, sikap permusuhan dan sikap tidak mengharga, menjadi sikap yang terpuji, berkomitmen menjaga kebersamaan, sebab kebersamaan itu mahal harganya, sehingga setiap orang harus menundukkan kepentingan egonya sendiri dan meleburkan diri kepada kepentingan yang lebih luas, atau dalam bahasa agama adalah mencapai kemaslahatan bersama. Sehingga sikap toleran terhadap sikap orang lain selama tidak menyimpang dan mengganggu kepentingan umum masih bisa diakomodir.

Berpikir dan bersikap positif menjadi penting dalam kita menjaga kerukunan, memang dalam pergaulan bersama ada etika atau sopan santun yang harus dijaga untuk menumbuhkan semangat kebersamaan. Terjalin silaturrahmi yang kokoh, paseduluran selawase-persaudaraan selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun