Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Siapkan Bekal Akhirat Terbaikmu

2 April 2023   04:22 Diperbarui: 2 April 2023   05:46 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Muhammad Julijanto

Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala nikmat dan Anugerah nya Yang Terbaik dan Terindah kepada kita sekalian. Semoga nikmat tersebut dapat kita daya upayakan semaksimal mungkin untuk meraih kehidupan yang yang Hakiki di dunia dan kelak di akhirat amin.

Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam atas segala ajaran dan teladannya dalam rangka menanamkan akhlakul karimah dalam kehidupan yang nyata sehari-hari. Semoga kita dapat meneladani akhlaknya sehingga perubahan sosial ditengah masyarakat yang baik terjadi. Melalui mimbar ini ini saya berwasiat pada diri sendiri maupun jamaah yang berbahagia

Marilah kita saling berwasiat iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai bekal terbaik untuk berjumpa dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tiada yang dapat kita banggakan jika saat bertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kecuali dengan bekal amal yang terbaik ketika masih di dunia saat ini.

Marilah Kita Renungkan firman Allah Swt yang tercantum dalam surat Al Munafiqun 3 ayat terakhir semoga menjadi inspirasi bagi kita untuk melakukan perubahan diri perubahan keluarga dan perubahan sosial yang lebih luas.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala befirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 9)

Keluarga merupakan aset bagi setiap orang. Keluarga tempat kembali. Tempat menumpahkan kasih sayang. Tempat berbagi utama. Tempat merencanakan masa depan putra putri untuk tumbuh kembang menjadi sumber daya manusia unggul masa depan. Sekalipun Keluarga dan harta yang melimpah menjadi tujuan dan kebanggaan seseorang, namun Keluarga dan harta menyebabkan seseorang melalaikan kewajiban dan tanggung jawab pengabdian kepada Allah Swt. Sehingga manusia selalu diingatkan, jangan sampai Keluarga dan harta benda nya melalaikan dari mengingat Allah Swt.

"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh."" (QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 10)

Kesempatan untuk beramal dan berderma hanya di dunia. Semuanya akan kembali kepada Allah Swt. Harta yang melimpah jabatan yang strategis tiada bisa menolong kecuali dimanfaatkan untuk pengabdian kepada masyarakat dan ikhlas karena Allah Swt. 

Bila waktu sudah tiba rasa untuk berderma berbagi dengan yang lain timbul, namun kemampuan sudah tidak ada, karena penyakit sebagian sebab suatu kematian mulai menggerogoti jiwa ini. Ajal makin dekat sementara untuk berderma sudah tidak mampu lagi.

"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 11)

Saatnya datang ajal tidak bisa ditunda. Peluang beramal sudah putus, kecuali tiga perkara: Amal jariyah yang telah ditunaikan ketika masih di kandung badan. Ilmu yang bermanfaat bagi orang lain dan anak sholeh yang selalu mendoakan.

Sebagai kesimpulan tulisan singkat ini;

Pertama, menjaga keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan memanfaatkan segala pengetahuan kemampuan dan potensi yang kita miliki untuk meraih ridho Allah subhanahu wa ta'ala.

Kedua, membekali diri dengan amal yang terbaik dari sisa waktu yang kita miliki.

Ketiga, menjaga keluarga kita dari segala dampak dan pengaruh negatif sehingga keluarga kita akan sakinah mawadah warohmah.

Keempat, kita gunakan harta yang kita miliki untuk beramal yang terbaik dan berbagi sesama karena indahnya berbagi kenikmatan kelak di akhirat ketika kita tidak punya waktu lagi untuk berderma mentasarufkan harta yang terbaik yang kita miliki kepada orang lain.

Kelima, bila waktu ajal sudah datang maka manusia tidak mampu untuk menundanya kecuali hanya berserah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka memperbanyak amal yang terbaik sebelum ajal itu datang merupakan kearifan mereka yang beruntung di dunia dan selamat di akhirat, aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun