Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Ikhlas Syarat Utama Raih Ridho Ilahi

31 Maret 2023   02:42 Diperbarui: 31 Maret 2023   02:47 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Diterima atau tidaknya dan sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niatnya. Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini adalah semua yang berasal dari seorang hamba baik berupa perkataan, perbuatan maupun keyakinan hati.

 Watak keikhlasan dan keutamaan bagaikan buah matang halus, maka untuk menjaganya keselamatan buah, agar buah itu tetap baik, halus dan harum, maka harus diusahakan pemeliharaan yang serius agar terbebas dari hama dan penyakit yang akan membuatnya menjadi layu dan busuk.

 Begitu pula halnya dengan amal perbuatan kita. Kita pun harus menjaganya agar tetap bersih dari kotoran juga menjaganya agar tidak musnah disebabkan oleh keteledoran kita untuk menjaganya. Sebab amalan itu juga bisa musnah dan hangus disebabkan beberapa penyakit, seperti riya' (pamer).

 Jika kita melakukan amalan kebajikan kemudian kita iringi dengan riya', maka amal kebajikan itu akan menjadi musnah di sisi Allah, kita tidak akan memetik hasilnya di akhirat nanti disebabkan oleh keteledoran kita untuk membersihkannya dengan membuang jauh-jauh sifat riya', juga senantiasa memupuknya agar subur dan terpelihara, pupuk itu tidak lain adalah ikhlas.

 Hanya dengan keikhlasan itulah amal kebaikan akan diterima oleh Allah Swt dan dibalas dengan pahala, maka akan memetik hasilnya di akhirat nanti.

 Riya' merupakan syirik kepada Allah, karena kita mengerjakan kebaikan itu tidak diniatkan ikhlas karena Allah, tetapi ia melakukan kebaikan dan amal shaleh untuk suatu tujuan lain, yaitu ingin dipuji oleh manusia.

 Rasulullah Saw bersabda:

 Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)

 Allah Swt berfirman dalam surat Al Kahfi [15]: 110

 Barangsiapa yang berharap menemui Rab-nya (di akherat untuk menerima pahala, balasan dan kurnia daripada-Nya), hendaklah ia mengerjakan pekerjaan yang baik dan janganlah mempersekutukan dalam beribadah kepada Rab-nya dengan siapa pun.

 Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun