Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ibu dan Keluarga Tulang Punggung Bangsa

22 Desember 2022   05:51 Diperbarui: 22 Desember 2022   05:52 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Keluarga H Ngafwan & Ibu. Dokumen Pribadi.

Ibu memerankan peran yang sangat vital, Ketika keluarga sedang dalam keadaan krisis. Sehingga kehadirannya menjadi semangat dan pembangkit dan bahkan bisa menjadi pengobat bagi keluarga. Karena ibu sebagai madrasah pertama ketika seorang anak hadir dalam kehidupan.

Keluarga yang utuh semua memerankan diri dengan baik, sehingga dapat menjadi harapan dalam pembangun bangsa. Keluarga menjadi komponen utama dari bangunan bangsa yang kuat dan kokoh. Ketangguhan keluarga akan menjadi modal bangsa dalam pembangunan sumber daya manusia.

Dari seorang ibu dalam keluarga lahir generasi yang berkualitas, sehat dan cerdas, mempunyai moralitas dan integritas yang menjamin tercapainya kemajuan bangsa. Tetapi bila keluarga semakin rapuh dan ketahanan mentalnya buruk, maka membawa kualitas bangsa terpuruk.

Dinamaka keluarga sangat tergantung bagaimana hubungan antar anggota keluarga bisa berjalan dengan lancar, sirkulasi hak dan kewajiban antar anggota keluarga akan mempengaruhi bagaimana keluarga tumbuh dan berkembang menjadi tangguh menghadapi semua tantangan kehidupan, secara internal maupun eksternal. Guncangan keluarga sangat terasa bila ketahanan moral dan mental serta ekonomi tidak berjalan dengan baik.

Artikel ini akan mengurai dan urun rembug dalam membangun keluarga yang visioner dan tangguh dalam menghadapi semua problematika internal maupun tantangan eksternal. Termasuk menghadapi pandemi Covid-19 dan krisis lingkungan.

Bagaimana problematika keluarga dulu dan kini? Bagaimana membangun keluarga yang tangguh untuk masa depan bangsa?. Bagaimana peran ibu dalam membangun keluarga dan generasi tangguh?.

Berbicara masalah yang berhubungan dengan hukum keluarga akan terindentifikasi  masalah perkawinan, perceraian dan segala problematikan hukum keluarga, hukum pernikahan, perceraian, konflik dalam rumah tangga, pengasuhan anak, pendidikan anak, kualitas rumah tangga, peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam bangunan rumah tangga sejahtera dan bahagia lahir dan batin.

Aneka masalah rumah tangga yang sangat sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, tingginya angka perceraian, pernikahan dini di kalangan generasi muda, usia harapan hidup, pemeliharaan lansia dan masalah kesehatan, masalah ekonomi keluarga dan pendidikan anak, kesehatan dan rumah tangga, ancaman terhadap keutuhan dan ketangguhan keluarga sakinah, upaya mewujudkan rumah tangga yang sejahtera lahir dan batin, pembagian waris dan problematikanya, sengketa waris dan masalah rumah tangga, aborsi ilegal, hamil sebelum nikah dan lain-lain.

Islam memberikan pedoman dalam pengasuhan anak, sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al Baqarah [2] ayat 233 yang berbicara tentang bagaimana pengasuhan anak dan penyusuan anak hingga menjadi kuat dan tumbuh menjadi generasi yang berkualitas aqidah dan ibadahnya kepada Allah, tangguh mental spiritualnya, profesional dalam pekerjaan, tugas, bidang yang ditekuni dan pendidikan yang berkualitas.

Dan para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh. Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi para ibu rezeki dan pakaian dengan cara yang maruf. Seseorang tidaklah dibebani kecuali menurut kesanggupannya. Janganlah seorang ibu dibuat sengsara karena anaknya dan demikian pula seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban seperti itu. Namun, bila keduanya ingin menyapih atas dasar kerelaan keduanya dan permusyawarahan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan bila kalian ingin menyusukan anak kalian kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagi kalian apabila memberikan pembayaran dengan cara yang makruf. Dan bertakwalah kepada Allah. Dan ketahuilah bahwasanya Allah Maha Melihat atas segala apa yang kalian perbuat.

Ayat ini banyak kata kunci berkaitan dengan bagaimana mengasuh anak dari sejak dari kandungan hingga dilahirkan, bagaimana tanggung jawab dan kewajiban seorang ibu terhadap anaknya, bagaimana tanggung jawab seorang ayah terhadap anaknya dan bekas isterinya yang dicerai, bagaimana pengasuhan anak agar tumbuh menjadi generasi yang lebih baik dari kedua orangnya dalam membangun rumah tangga di masa yang akan datang.

Dalam membangun rumah tangga harus berlandaskan takwa kepada Allah, sebab bila rumah tangga dilandasi hanya nafsu syahwat, motivasi material saja, maka akan mudah tergoyang oleh goda rayu setan yang selalu membayangi kemana orang akan beraktifitas. Kokohnya akidah anggota keluarga akan membawa dampak kepada masalah yang dihadapi dan kemampuan dalam bertahan dalam menyelesaikan masalah kehidupan yang ada.

Bersama Keluarga Supriadi. Dokumen Pribadi.
Bersama Keluarga Supriadi. Dokumen Pribadi.

Cinta jarak jauh

Setiap keluarga mempunyai masalah tersendiri dalam mengelola problemnya sendiri ada juga rumah tangga yang membangun cinta dengan jarak jauh, harus menjaga hati dan perilaku yang mulia. Cinta jarak jauh- long distance mariage  atau long distance ralationship (LDM/LDR) dimana hubungan cinta jarak jauh dalam membangun keluarga agar tetap utuh dan komitmen menjaga diri dan keluhuran akhlak, menjaga cinta, menjaga martabat, menjaga syahwat, menjaga kualitas hubungan dengan pasangan dalam jarak yang jauh, selalu bersyukur atas anugerah Allah Swt.

Bagaimana pengasuhan anak dalam jarak jauh, harus menanggung dapur dua, dapur istri sendiri dan dapur suami di rantuan karena tugas dan karena ekonomi, menjaga rindu yang bisa disimpan dalam dada, hadirnya teknologi telah membuat kualitas hubungan keluarga dan suami istri bisa berjalan dengan baik dan berkualitas, sekalipun kebutuhan akan kehadarian keduanya dalam satu majelis menjadi kebutuhan dalam membangun suatu keluarga. Bagaimana suami bisa membimbing langsung putra dan putrinya, sehingga akan akan mendapatkan pengasuhan dan nilai-nilai maskulinitas dari sang ayah dan nilai-nilai feminitas dari istri.

Problem tersebut bisa diatasi bila salah satu keluarga saudaranya ada di sekitar lingkungan, atau sering diajak silaturrahmi kepada keluarga yang terdekat, sehingga pengalaman anak dengan hadirnya sosok ayah, kakek, pakdhe,om atau ibu, nenek, budhe, tante. Akan memberikan pengalaman tersendiri, sehingga nilai-nilai feminitas dan maskulinitas masuk dalam kepribadian anak dalam proses tumbuh kembang kepribadiannya.

Bagaimana membangun kemandirian anak dalam cinta jarak jauh, sehingga anak selalu bisa hadir bersama kedua orang tuanya, sekalipun dalam komunikasi yang dibangun bersama. Sebab keluarga adalah hadirnya kedua pasangan untuk saling mengisi kekosongan hati dan kekosongan peran dari keduanya dalam kehidupan rumah tangga.

Keluarga dan Pandemic

Saat pandemic seperti ini keluarga mempunyai peran yang sangat strategis, karena semua orang akan berkumpul bersama keluarganya, tidak direkomendasikan untuk keluar rumah, hingga ibadahpun dilakukan di rumah dalam rangka mencegah terjadinya penyebaran virus yang menular dengan cepat karena adanya kontak yang terjadi dengan penyitas Covid-19.

Rumah tangga satu dengan rumah tangga lain dalam lingkungan satu rukun tetangga dan rukun warga saling bahu membahu, gotong royong, membantu keluarga atau rumah tangga yang salah satu anggota keluarganya terpapar Covid-19, sehingga lingkungan menjalankan fungsi jogo tonggo. Yaitu membantu keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Lingkungan menyediakan logistic untuk keluarga yang terpapar dengan makanan, minuman, vitamin dan obat-obatan yang mampu mengembalikan kembali stamina kesehatannya.

Alhamdulillah kini pandemic telah mereda semoga keluarga bisa kumpul kembali, saling asah, asih dan asuh. Berbagai kebahagiaan di akhir tahun bersama orang-orang tercinta. Ayah dan ibu saling memerankan fungsinya, saling berkolaborasi membangun keluarga yang utuh agar tumbuh putra putrinya sebagai generasi unggul bangsa. Selamat hari ibu 22 December, sayang ibu sayang bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun