Dalam membangun rumah tangga harus berlandaskan takwa kepada Allah, sebab bila rumah tangga dilandasi hanya nafsu syahwat, motivasi material saja, maka akan mudah tergoyang oleh goda rayu setan yang selalu membayangi kemana orang akan beraktifitas. Kokohnya akidah anggota keluarga akan membawa dampak kepada masalah yang dihadapi dan kemampuan dalam bertahan dalam menyelesaikan masalah kehidupan yang ada.
Cinta jarak jauh
Setiap keluarga mempunyai masalah tersendiri dalam mengelola problemnya sendiri ada juga rumah tangga yang membangun cinta dengan jarak jauh, harus menjaga hati dan perilaku yang mulia. Cinta jarak jauh- long distance mariage atau long distance ralationship (LDM/LDR) dimana hubungan cinta jarak jauh dalam membangun keluarga agar tetap utuh dan komitmen menjaga diri dan keluhuran akhlak, menjaga cinta, menjaga martabat, menjaga syahwat, menjaga kualitas hubungan dengan pasangan dalam jarak yang jauh, selalu bersyukur atas anugerah Allah Swt.
Bagaimana pengasuhan anak dalam jarak jauh, harus menanggung dapur dua, dapur istri sendiri dan dapur suami di rantuan karena tugas dan karena ekonomi, menjaga rindu yang bisa disimpan dalam dada, hadirnya teknologi telah membuat kualitas hubungan keluarga dan suami istri bisa berjalan dengan baik dan berkualitas, sekalipun kebutuhan akan kehadarian keduanya dalam satu majelis menjadi kebutuhan dalam membangun suatu keluarga. Bagaimana suami bisa membimbing langsung putra dan putrinya, sehingga akan akan mendapatkan pengasuhan dan nilai-nilai maskulinitas dari sang ayah dan nilai-nilai feminitas dari istri.
Problem tersebut bisa diatasi bila salah satu keluarga saudaranya ada di sekitar lingkungan, atau sering diajak silaturrahmi kepada keluarga yang terdekat, sehingga pengalaman anak dengan hadirnya sosok ayah, kakek, pakdhe,om atau ibu, nenek, budhe, tante. Akan memberikan pengalaman tersendiri, sehingga nilai-nilai feminitas dan maskulinitas masuk dalam kepribadian anak dalam proses tumbuh kembang kepribadiannya.
Bagaimana membangun kemandirian anak dalam cinta jarak jauh, sehingga anak selalu bisa hadir bersama kedua orang tuanya, sekalipun dalam komunikasi yang dibangun bersama. Sebab keluarga adalah hadirnya kedua pasangan untuk saling mengisi kekosongan hati dan kekosongan peran dari keduanya dalam kehidupan rumah tangga.
Keluarga dan Pandemic
Saat pandemic seperti ini keluarga mempunyai peran yang sangat strategis, karena semua orang akan berkumpul bersama keluarganya, tidak direkomendasikan untuk keluar rumah, hingga ibadahpun dilakukan di rumah dalam rangka mencegah terjadinya penyebaran virus yang menular dengan cepat karena adanya kontak yang terjadi dengan penyitas Covid-19.
Rumah tangga satu dengan rumah tangga lain dalam lingkungan satu rukun tetangga dan rukun warga saling bahu membahu, gotong royong, membantu keluarga atau rumah tangga yang salah satu anggota keluarganya terpapar Covid-19, sehingga lingkungan menjalankan fungsi jogo tonggo. Yaitu membantu keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Lingkungan menyediakan logistic untuk keluarga yang terpapar dengan makanan, minuman, vitamin dan obat-obatan yang mampu mengembalikan kembali stamina kesehatannya.
Alhamdulillah kini pandemic telah mereda semoga keluarga bisa kumpul kembali, saling asah, asih dan asuh. Berbagai kebahagiaan di akhir tahun bersama orang-orang tercinta. Ayah dan ibu saling memerankan fungsinya, saling berkolaborasi membangun keluarga yang utuh agar tumbuh putra putrinya sebagai generasi unggul bangsa. Selamat hari ibu 22 December, sayang ibu sayang bangsa.