Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ayo Menulis Bahagia

13 Desember 2022   21:09 Diperbarui: 13 Desember 2022   21:21 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Karya Monumental. Dokumen Pribadi

Kedua harapan dari harian Kompas, anda masih bersedia menulis lagi untuk melayani masyarakat melalui Kompas dengan topik atau tema aktual dan relevan dengan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dan disajikan secara lebih menarik dengan gagasan, cara penyelesaian masalah.

Ketiga, perbanyak membaca, meneliti, mengamati, merenungkan dan menuliskan kembali dalam bentuk artikel dari perenungan dengan ungkapan yang kronoligis, rasional, fokus, menarik, tata dan alur pikir yang rasional mudah dipahami, cara pengungkapan yang unik.

Keempat, jangan menyerah terus menulis untuk eksistensi dan sumbang saran kepada perbaikan kehidupan.

Kelima ketika punya idea atau gagasan baru/aktual dan menyentuh vested interest segera tuangkan gagasan dalam artikel, jangan menunggu informasi lengkap, tetapi kehilangan momentum. Wajar bila kita menghendaki keputusan yang perfek tetapi justru seni-nya adalah membuat keputusan mungkin tidak terlalu perfek, tetapi efektif dan tepat waktu. 

Intelektual, rasionalitas dan sistematika berfikir sering membuat kita terlambat mengambil keputusan. Kita cenderung menunggu sampai informasi lebih lengkap menganilisa data, memprediksi, tanpa tahu kapan harus stop mencari data dan mengambil keputusan dengan informasi seadanya dalam membangun narasi (Kompas, 2/9/2006).

Yang harus diperhatikan sebelum memulai menulis gagasan atau artikel, menurut Sutiman Eka Ardhana (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995) antara lain: pertama, memilih tema (apa tema atau masalah yang akan ditulis dan bagaimana dengan pokok bahasan atau analisanya). 

Kedua, tema dapat dicari apa yang ada di sekitar kehidupan kita, atau hal-hal yang sedang berkembang dan menjadi perbincangan publik di tengah-tengah masyarakat, perkembangan-perkembangan dunia internasional, pada literatur-literatur ilmu pengetahuan dan lain-lain. 

Ketiga, calon penulis artikel harus peka dan tanggap terhadap berbagai perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Keempat, artikel pada dasarnya adalah tulisan ilmiah populer, dalam penulisannya selama ini dikenal ada lima pola, antara lain: a) pola pemecahan topik, b) masalah dan pemecahannya, c) kronologi, pendapat, d) alasan pemikiran, e) pola pembanding. Kelima, pola struktur penulisan artikel antara lain: judul pendahuluan, tubuh dan penutup. Pola membuat pendahuluan; pola ringkasan, pernyataan yang mengejutkan (menonjol), penggambaran/pelukisan, anekdot, bertanya, kutipan dan amanat atau nasehat langsung.

Kesimpulan. Menulis membuat hidup lebih bahagia. Menulis untuk hidup yang lebih baik. Apa saja yang menarik bisa kita tulis. Jangan menunda berbuat baik. Ciptakan tradisi intelektual meneliti, membaca, menulis dan menuangkan ide, gagasan, pemikiran, curahan hati, uneg-uneg dalam benak yang paling dalam menjadi karya tulis yang bermanfaat untuk dibaca orang lain. Respon isu-isu human interes yang menarik perhatian dan menjadi kosen masyarakat. Semoga kita bisa, bismillahirrahmaanirrahii..........

Daftar Pustaka

Sutiman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun