Kelima, Kejujuran yang semakin hari semakin pudar dari nilai-nilai dan norma-norma kehidupan sosial dimana orang lebih senang atau tergiur melihat fenomena lahiriah-dhohiriyah tanpa mau mengkritisi hingga sampai pada tataran hakikat. Berpegang pada prinsip kejujuran menjadi integritas dalam semua lini kehidupan. Berat saat ini, namun nilai kemudian menjanjikan kedamaian.
Keenam, Trend materialisme menjadi gejala yang umum-tolok ukur kemajuan tertumpu pada kemampuan material -- sedang material adalah hanya sebagai sarana pendukung, namun kini berubah menjadi orientasi yang harus diperoleh dalam pergolakan hidup.Â
Hendaknya kita tidak terjebak pada mentalitas terabas begitu kata Muctar Lubis, namun bisa menguasai diri, memilah dan memlilih agar tetap konsisten dalam arus kehidupan.Â
Kita memang harus mengakui bahwa material adalah perlu tapi kita bisa adil dalam memenuhinya, tidak hanya kencenderungan material- material oriented, ini berbahaya dan dapat menghalalkan segala cara. Harus kita bentengi diri ini dengan keyakinan yang konsisten dan istikomah selalu.
Ketujuh, Memulai kehidupan dan aktivitas dari hal-hal yang positif -- jangan mudah terjebak dengan kebanyakan orang, belum tentu yang banyak itu yang benar, tetap selama kita memegang prinsip yang kita yakini, kita harus berani tampil beda di tengah-tengah masyarakat kehilangan arah dan pegangan. Sehingga ia lebih mendahulukan selera daripada pertimbangan akal sehat hati nurani yang tulus.
Kedelapan, Jika kita sebagai mahasiswa Fakultas Syari'ah lahan kita adalah hukum Islam dengan segala dimensinya merupakan makanan yang empuk bagi kita, jika kita menginginkan sebuah profesionalisme.Â
Profesionalisme merupakan kemampuan yang menguasai satu bidang dengan keterampilan yang yahud dan top cer top markotop --benar-benar yang tercerahkan dalam setiap penyelesaian persoalan atau kasus.
Kesembilan, Ciri pekerja yang dilakukan oleh tenaga professional: lebih memberikan layanan, didasarkan atas sejumlah keahlian khusus, status yang tinggi dan dihormati (disepakati) masyarakat, menggunakan pertimbangan akal dalam bekerja (rasionalitas dan pendekatan keilmuan), memiliki standar profesi yang dikembangkan dan dipertahankan secara kolektif (biasanya melalui organisasi profesi), memiliki kode etik profesi yang diawasi oleh dewan pengawas.
Kesepuluh, Bagaimana seseorang dapat mempunyai kemampuan professional atau bagaimana masyarakat mempunyai nilai produktivitas yang tinggi. Menurut teori Arnold Toynbee (Environmental Theory) Â memasukkan bukan faktor fisik biologis (iklim, geografi), tetapi juga faktor sosial. Teori difusi budaya (Cultural Diffusion Theory) bahwa proses kemajuan masyarakat dipengaruhi oleh proses penyebaran atau perembesan budaya masyarakat sekitarnya. Penjabaran ini berlangsung melalui media komunikasi pada umumnya atau dengan melalui mekanisme ekonomi (mekanisme pasar).
Teori motive berprestasi (Need for Achievement Theory) David C Mc Clelland. Bahwa suatu masyarakat akan maju kalau sebagian anggotanya memiliki virus mental yang disebut virus 'n- ach' . orang yang memiliki virus mental ini merupakan keperibadian tertentu, terutama yang berkaitan dengan prestasi kerja.Â
Mereka suka bekerja keras dan rajin. Motivasi kerjanya lebih diwarnai oleh prestasi daripada upah yang diperoleh, hasil kerja yang ingin dicapai adalah hasil kerja yang dicapai adalah yang prima (prefect), kalau ia mengulang suatu pekerjaan maka hasilnya harus lebih baik dari yang lalu.