PDIP, ditetapkan sebagai tersangka kasus penyuapan KPU. Hasto membela diri dengan mengatakan ada banyak pelanggar hukum di negeri ini, bukan saya sendiri. Hasto pun dibela oleh beberapa politisi atau tokoh lain dengan gaya pembelaan senada dengan Hasto, yaitu tidak mengakui bersalah, menyesal atau malu, bahkan malah menyalahkan pihak lain.
Akhir tahun 2024 diramaikan dengan berita Hasto Kristiyanto, SekjenCara Hasto cs membela diri ini mengingatkan saya pada buku yang ditulis oleh Bill Eddy berjudul "Why We Elect Narcissists and Sociopaths". Buku ini tentang bagaimana para sociopaths banyak yang memilih untuk berkarir di dunia politik supaya mereka bisa menjadi dominan. Mereka bisa menduduki jabatan atau posisi strategis di pemerintahan. Bagaimana pun buruk performance para politisi sociopaths ini, menurut Bill Eddy, masyarakat tetap memilihnya untuk menjadi anggota dewan atau menjadi pemimpin mereka.
Saat dalam situasi tersudut atau tertangkap atau juga saat di ruang pengadilan, maka masyarakat akan tercengang dengan beberapa fakta aneh yang mencuat dari para sociopaths itu. Sekedar menyegarkan ingatan pembaca tentang apa yang terungkap di beberapa ruang pengadilan, misalnya pengakuan para sociopath (kadang mereka sering disebut psychopath), berikut ini sekedar contoh yang pernah ramai di Indonesia saja: Sambo dan Mario Dandy tentang mengapa ia melakukan kekerasan mengerikan dan pembunuhan.
Sambo bilang begini tentang Brigandir J yang ditembak mati olehnya: Saya harus membela kehormatan atau harga diri.
Mario Dandy bilang begini: D (korban) harus dihajar, karena Mario meyakini korban telah melecehkan pacarnya AG saat korban dulu berpacaran dengan AG.
Keduanya sama bertindak tanpa dasar yang jelas, yaitu berdasar pada pemikiran ngawur. Keduanya juga bertindak di luar social norms, atau di luar aturan/hukum. Bahkan Sambo adalah penegak hukum yang seharusnya ia bisa memanfaatkan hukum untuk mengatasi persoalannya dengan Brigadir J. Namun salah satu ciri utama sociopath memang menentang atau melawan hukum/aturan atau social norms.
Psikopat terkenal dari Amerika, Ted Bundy malah lebih gila lagi, yaitu ia melakukan pembunuhan, karena ia ingin merasa bersemangat. Puluhan perempuan mati ditangannya, sebagian besar korban tidak dikenalnya atau dipilihnya secara acak.
Jennifer Pan dari Canada membunuh ibu & ayahnya, meski ternyata ayahnya selamat dari luka-luka parah (klik artikel mengenai itu di sini). Jennifer melakukannya hanya karena ia terancam diusir orangtuanya dari rumah, setelah tertangkap basah telah berbohong selama bertahun-tahun. Seperti biasa, para sociopath mengira dirinya pintar membuat skenario pembunuhan atau kejahatannya, padahal polisi sudah langsung bisa mengendus kejahatannya sejak awal sekali.
Apa Itu Sociopathy?
Mengapa psychopaths atau sociopaths itu dibahas di sini? Apakah Hasto boleh disebut sociopath juga?
Sociopath secara akademis disebut ASPD (Antisocial Personality Disorder). Sociopath hanya sebutan populer saja, seperti juga sebutan narcissist, dan psychopath. Ketiganya ini disebut dengan sebutan ASPD oleh para akademisi.
Menurut neuroscience, otak sociopath (saya pakai sebutan sociopath saja) kurang berfungsi sempurna untuk menghasilkan beberapa kemampuan penting, seperti emotion regulation. Padahal emotion regulation berpengaruh pada kemampuan lainnya, seperti cognitive yang artinya kecerdasan atau kemampuan untuk belajar, beradaptasi pada berbagai situasi baru, juga kemampuan memecahkan masalah, atau memberi solusi. Emotion regulation juga mempengaruhi kemampuan dalam memiliki empathy yang mempengaruhi moralitas, pemahaman pada konsep salah & benar, kepedulian pada kepentingan orang lain atau sikap pro-social dan lain-lain yang memiliki konotasi positif secara sosial.
Karena kerja otak mereka berbeda, mereka sering disebut kejam, karena kekurangan empathy. Mereka kerap bertindak tanpa berpikir matang terlebih dahulu atau tanpa kewarasan. Akibat lanjutannya Sociopath juga terkenal kurang mau mengikuti social norms, aturan, atau hukum yang berlaku. Mereka juga sekaligus manipulatif untuk tujuan memenuhi kepentingannya sendiri, sehingga mereka sering disangka orang baik, mulia, pintar, hebat, bahkan disangka religius atau suci.
Lalu mengapa di antara mereka bisa memiliki pendidikan tinggi, atau bisa mencapai karir yang tinggi di dunia kerja atau di dunia usaha? Sociopath melihat pendidikan tinggi, posisi tinggi di dunia kerja atau usaha sebagai jalan untuk menjadikan dirinya dominan. Itu membuatnya bersedia mengikuti aturan atau arus yang bisa membawanya ke pada gelar akademik atau posisi bagus di masyarakat. Atau mereka melakukannya dengan cara curang yang tidak bisa diendus. Lagi pula, sebagaimana kita tahu pendidikan tinggi hanya membutuhkan kecerdasan yang biasa saja untuk mendapatkan gelar.
Jumlah sociopaths ini sekitar 3% di populasi dengan berbagai tingkat keparahan. Mungkin mereka ada di sekitar Anda. Mungkin mereka orangtua, anak, saudara kandung, teman baik, tetangga, dan lain-lain. Ciri utama mereka seperti di gambar di atas.
Apakah Hasto punya ciri utama sociopath? Sila Anda menjawabnya sendiri. Pertanyaan lainnya: Bisakah Indonesia menjadi negara maju, jika terlalu banyak sociopaths di dunia politik?
M. Jojo Rahardjo
Satu-satunya penulis sejak 2015 yang telah menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience serta kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H