Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Hasto, Demokrasi, dan Sociopathy (Menyongsong 2025)

29 Desember 2024   16:21 Diperbarui: 29 Desember 2024   16:35 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut neuroscience, otak sociopath (saya pakai sebutan sociopath saja) kurang berfungsi sempurna untuk menghasilkan beberapa kemampuan penting, seperti emotion regulation. Padahal emotion regulation berpengaruh pada kemampuan lainnya, seperti cognitive yang artinya kecerdasan atau kemampuan untuk belajar, beradaptasi pada berbagai situasi baru, juga kemampuan memecahkan masalah, atau memberi solusi. Emotion regulation juga mempengaruhi kemampuan dalam memiliki empathy yang mempengaruhi moralitas, pemahaman pada konsep salah & benar, kepedulian pada kepentingan orang lain atau sikap pro-social dan lain-lain yang memiliki konotasi positif secara sosial.

Karena kerja otak mereka berbeda, mereka sering disebut kejam, karena kekurangan empathy. Mereka kerap bertindak tanpa berpikir matang terlebih dahulu atau tanpa kewarasan. Akibat lanjutannya Sociopath juga terkenal kurang mau mengikuti social norms, aturan, atau hukum yang berlaku. Mereka juga sekaligus manipulatif untuk tujuan memenuhi kepentingannya sendiri, sehingga mereka sering disangka orang baik, mulia, pintar, hebat, bahkan disangka religius atau suci.

Lalu mengapa di antara mereka bisa memiliki pendidikan tinggi, atau bisa mencapai karir yang tinggi di dunia kerja atau di dunia usaha? Sociopath melihat pendidikan tinggi, posisi tinggi di dunia kerja atau usaha sebagai jalan untuk menjadikan dirinya dominan. Itu membuatnya bersedia mengikuti aturan atau arus yang bisa membawanya ke pada gelar akademik atau posisi bagus di masyarakat. Atau mereka melakukannya dengan cara curang yang tidak bisa diendus. Lagi pula, sebagaimana kita tahu pendidikan tinggi hanya membutuhkan kecerdasan yang biasa saja untuk mendapatkan gelar.

Gambar: mindjournal.com
Gambar: mindjournal.com
Jumlah sociopaths ini sekitar 3% di populasi dengan berbagai tingkat keparahan. Mungkin mereka ada di sekitar Anda. Mungkin mereka orangtua, anak, saudara kandung, teman baik, tetangga, dan lain-lain. Ciri utama mereka seperti di gambar di atas.

Apakah Hasto punya ciri utama sociopath? Sila Anda menjawabnya sendiri. Pertanyaan lainnya: Bisakah Indonesia menjadi negara maju, jika terlalu banyak sociopaths di dunia politik?

M. Jojo Rahardjo
Satu-satunya penulis sejak 2015 yang telah menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience serta kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun